Anggota MPR RI Kariyasa Adnyana: 4 Pilar Kebangsaan Perlu Terus Dibumikan

Konten Media Partner
9 Februari 2021 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota MPR RI yang juga Anggota Komisi IX  DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana, SP pada Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Desa Bungkulan, Buleleng, Bali (Senin, 8/2/2021) - IST
zoom-in-whitePerbesar
Anggota MPR RI yang juga Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana, SP pada Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Desa Bungkulan, Buleleng, Bali (Senin, 8/2/2021) - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BULELENG – Indonesia merupakan negara yang sangat majemuk memiliki keanekaragaman suku, adat istiadat, tradisi, seni, budaya, dan bahasa daerah yang berbeda-beda, namun dengan pandangan yang melekat pada Pancasila yang telah disepakati sebagai nilai bersama, maka perbedaan tersebut menjadi sebuah aset bangsa. Bersama Pancasila inilah kemudian perbedaan tersebut disatukan dan dijadikan sebagai nilai dasar dan falsafah hidup bersama yang tertuang di dalam lima silanya.
ADVERTISEMENT
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) I Ketut Kariyasa Adnyana, SP menekankan pentingnya untuk mengimplementasikan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. “Empat pilar kebangsaan yang telah menjadi konsensus bersama sebagai warga negara Indonesia harus benar-benar dibumikan untuk mencapai cita-cita dalam bernegara,” tegas Anggota MPR RI yang juga Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana, SP pada Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Desa Bungkulan (Senin, 8/2/2021)
Kariyasa Adnyana dalam paparannya menegaskan bahwa negara tidak boleh kalah dengan oknum-oknum yang ingin memecah belah dan merobek robek keutuhan dan persatuan bangsa. “Siapapun di negara ini, janganlah bertindak provokatif yang bisa menimbulkan disintegrasi bangsa. Kita bisa belajar apa yang telah terjadi di berbagai negara di dunia. Terlebih di negara-negara kawasan Timur Tengah yang sampai saat ini masih terus berlangsung konflik berkepanjangan. Seperti yang terjadi di Yaman maupun Suriah, selain Mesir, Libya dan Irak yang meninggalkan keporak-porandakan negara masing-masing, maka dari itu negara harus tegas terhadap oknum-oknum ataupun kelompok-kelompok yang ingin memecah belah bangsa dan menghianati empat pilar kebangsaan yang telah kita sepakati sebagai pedoman kita bernegara,”
ADVERTISEMENT
Di hadapan hadirin yang menghadiri acara, Kariyasa Adnyana juga memberi gambaran fenomena sosial yang terjadi yang mengubah pandangan dunia akan mental bangsa. Potret sosial yang tampak saat ini telah begitu mencoreng tatanan sosial masyarakat Indonesia yang dahulu terkenal akan kelembutan dan sopan-santunnya. Oleh karena itu, penting kiranya membangun kembali sistem nilai luhur bangsa Indonesia yang telah dituangkan oleh para pendiri negeri sebagai buah pemikiran cerdas dan penuh kebijaksanaan, yang tersirat dan tersurat di dalam Pancasila dan UUD 1945.
“Bisa saja, kurangnya pemahaman dan pengamalan Pancasila dan UUD 1945 sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara serta sebagai ideologi negara, lebih disebabkan oleh lemahnya sistem pembinaan individu dari mulai tingkat informal (seperti lingkungan keluarga) sampai ke tingkat formal. Selain itu, proses perubahan pikir, ucap dan tindak ini juga tidak terlepas dari adanya perubahan sosial, budaya dan ekonomi akibat adanya era globalisasi ini,” kata wakil rakyat Bali di tingkat pusat yang juga pernah tiga periode menjadi anggota DPRD Bali.
ADVERTISEMENT
“Untuk itulah mengapa program 4 Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD NRI 1945, Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika terus disosialisasikan dan dikuatkan di tengah masyarakat,” sambung Anggota Komisi IX DPR RI ini.
Tampak hadir dalam acara di antaranya Anggota DPRD Kabupaten Buleleng Luh Sri Seniwi, Ni Kadek Turkini, Pengurus PAC dan Ranting PDI Perjuangan se-Kecamatan Sawan, dan beberapa tokoh masyarakat Desa Bungkulan.
Mengingat masa pandemi covid-19, untuk menghindari cluster baru penyebaran virus, acara dilaksanakan dengan memenuhi protocol kesehatan dalam penanganan covid-19 dengan memakai masker, menjaga jarak, dan menyediakan alat ukur suhu, serta tempat cuci tangan. (kanalbali/ADV)