Band Psychedelic dari Bali Luncurkan Single 'Aligment'

Konten Media Partner
3 April 2020 10:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Di tengah banyaknya musisi yang mengemas karyanya dengan balutan yang up to date seiring perkembangan teknologi, East Groove Experience hadir dengan nuansa vintage ala tahun 60'an. Lewat single 'Aligment', mereka mengayun langkah perdana sebagai band yang baru berdiri pada awal tahun 2019 itu.
ADVERTISEMENT
Aliran psychedelic nan surealis menjadi landasan utama band yang digawangi oleh Ary Arseno (Gitar Vocal), Mahmud Yunus (drum) dan Rifqi Khilmi (bass) dalam skena musik Pulau Dewata.
Sound ala musisi ledendaris, Jimi Hendrix begitu kental pada single ini. Agaknya, ketiga orang itu eksntrik itu bereksplorasi penuh dalam konteks per'soun'an, sehingga menghasilkan suara gitar yang merengek-rengek nan absurd dalam balutan groovy bass.
Sesekali, juga terdengar desiran efek dari synthesizer layaknya hembusan angin. Pada bagian lead gitar, begitu terasa habis-habisan dalam bereksplorasi. Cukup mencengangkan bagi orang awam.
"Untuk liriknya sudah kami buat sejak bulan Oktober 2019 lalu, baru di manifestasikan ke dalam bentuk audio pada Maret 2020 tanpa latihan studio,"jelas sang frontman Ary Arseno saat diwawancarai, Kamis (2/4).
ADVERTISEMENT
Dengan lirik berbahasa Inggris, agaknya mereka berpesan untuk melihat dan mengenali diri sendiri. "Liriknya tentang mengenal diri sendiri dan yakin kalau sang diri itu mampu mewujudkan apapun yang diinginkan,"jelasnya
"Lumayan berat juga soalnya pengerjaanya sendiri. Mulai dari rekaman, mixing, mastering dll. Tapi asik juga sambil banyak belajar,"ujarnya.
"Musik yang kami pegang sekarang (psychedelic-red) adalah paling membebaskan (secara jiwa dan raga). Bebas gak ada aturan yang baku. Murni dari espresi jiwa,"terangnya.
Selain bebas, menurutnya musik yang menuai masa kejayaannya pada era 60'an hingga pertengahan 70'an itu, memiliki ciri yang kontemplatif. "Nah dari segi lirik secara historis era 60'an juga banyak mencakup tema 'mind expanding' (keterbukaan pikiran-red) hingga spiritual awekening (kebangkitan spiritual-red),"jelasnya.
Tigas Personel East Groove Experience - IST
"Saya suka yang model-model kaya gitu. Dan sepertinya kami punya kewajiban moral untuk ngasih pesan tersebut ke zaman skrg yg notabennya lebih banyak orang yang 'terkekang' daripada orang yang 'bebas'. Intinya inspiring people untuk melakukan hal yang positif dalam kehidupannya,"paparnya lagi.
ADVERTISEMENT
Perkembangan skena musik Bali yang cukup dinamis memberi banyak alternatif orang dalam memilih. Meski begitu, dengan penerimaan orang yang berbeda-beda, cukup memberi pengalaman bagi East Groove. "Karena kita lagunya panjang-panjang jadi terkesan eksklusif. Kalau ada yang suka bisa suka banget tapi kalau gak suka ya di bilang membosankan,"candanya.
Terkait, genre ia juga menjelaskan, "Kalau menurutku psychedelic itu lebih ke nyawa dari lagu dan pemainnya. Secara teori susah dideskripsikan.
Ia mengambil contoh band pop seperti Padi era awal yang memiliki pembawaan yang dalam, juga band metal seperti electric wizard."Slank dengan Poppies Lane Memory sangat dalam pembawaannya. Atau bahkan dangdut Rhoma Irama era awal juga bisa di sebut psychedelic,"jelasnya"Jadi rancu kalau pakai kata-kata, lebih mudah di dengar dan di rasakan,"pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam perkembnganya, jenis musik ini di era awal menjadi oasis bagi musisi yang haus akan penyampaian visi hingga ekspresi jiwa dan mental. Simak saja lirik Stairway to Heaven (Led Zeppelin), Dead Flower atau Sister Morphine (Rolling Stones), atau rengekan Janis Joplin di lagu Mercedes Benz. Hingga lagu-lagu Jefferson Airplane.
Liriknya aneh, lebih banyak terpengaruh karya sastra. Kebanyakan didominasi raungan gitar dengan efek feedback atau penggunan  wah-wah pedal. Juga banyak yang menggunakan instrumen keybord (organ, mellotron atau hapsichord) sehingga menimbulkan efek surealis yang begitu berwarna.
Tak ayal, genre ini adalah musik 'orang mabuk'. Selain itu, juga sangat dekat dengan penggunaan zat adiktif dan psikotropika, baik oleh pemusiknya ataupun penikmat musiknya. Lirik yang bernuansa gelap nan absurd yang hanya mungkin tercipta ketika penciptanya sedang teler.
ADVERTISEMENT
"Meski demikian, sangat disayangkan banyak orang mengaplikasikan genre psychedelic itu cuma dari sound/instrument saja. Padahal soul/nyawa itu yang penting,"pungkasnya.
Kini, East Groove sedang sibuk menyiapkan album perdana mereka. "Sudah ada 3-4 lagu yang sudah dipersiapkan di album perdana kami,"ungkap Ary."Harapanya sih bikin album dan ngadain tour ya,"pungkasnya. ( KR14)