Bangli Tuan Rumah Kampanye Menari Zumba #IndonesiaTanpaStigma

Konten Media Partner
17 Februari 2019 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tarian Zumba digunakan untuk melawan stigma, Minggu (17/2) di Bangli - kanalbali/IST
zoom-in-whitePerbesar
Tarian Zumba digunakan untuk melawan stigma, Minggu (17/2) di Bangli - kanalbali/IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suasana Lapangan Kapten Mudita, Bangli pada Minggu (17/2) terasa lain dari biasanya. Disini Komunitas Pertiwi mengampanyekan Indonesia Tanpa Stigma ini dengan cara unik, menarikan Zumba bersama warga.
ADVERTISEMENT
Pertiwi adalah singkatan dari Perempuan Tangguh Inspirasi Wahana Imbas Napza. Ini adalah komunitas Perempuan Pengguna Napza dan pasangan pengguna Napza di Bali. Mereka berdiri untuk dapat mengakses layanan terkait dengan HIV & AIDS, IMS, rumah pemulihan dan perlindungan Hak Asasi Manusia.
Kegiatan kampanye #IndonesiaTanpaStigma ini sebenarnya dilaksanakan secara serentak pada 6 kota Besar di Bandung, Medan, Denpasar, Tangerang, Bengkulu, dan Mataram.
Astrid Adriana Wulandari Rejonta, Koordinator acara Bali Zumba mengatakan keterlibatan Pertiwi dalam kegiatan kampanye #IndonesiaTanpaStigma ini sangat membantu menyuarakan pesan dan mimpi Bali yang lebih baik dan lebih sehat bagi perempuan pengguna Napza serta perempuan pasangan pengguna Napza.
Penandatangan spanduk anti stigma dan diskriminasi (kanalbali/RLS)
Dua perempuan pemberani menyampaikan pengalamannya menjadi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan pecandu narkoba. Ibu Desi dan Andini membuat warga yang sedang berada di Lapangan Kapten Mudita, Bangli, Bali terdiam dan menyimak cerita mereka menghadapi masa-masa sulit dan kini bekerja untuk pemberdayaan teman-temannya.
ADVERTISEMENT
“Saya melakukan konseling untuk kecanduan, dikasi edukasi dan lainnya, membuka pikiran saya sehingga saya hidup dalam pemulihan sehingga saat ini,” ujar Andini, perempuan muda asal Bangli ini.
Sementara Ibu Desi tertular HIV dari suaminya. Ia pernah mengalami pengucilan namun tetap bertahan dan kini menjadi konselor bagi warga yang tes HIV.
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali dan Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan Bali (LBH APIK Bali) juga hadir memberi informasi pentingnya perlindungan dan pemberdayaan perempuan di isu ini.
Komedian dan Selebgram terkenal Bali yaitu Puja Astawa membawakan games dan quiz dengan pertanyaan seputar mitos yang berkembang di masyarakat tentang HIV/AIDS dan korban Napza. Ia senang bisa terlibat di acara ini dan mengetahui banyak informasi yang benar.
ADVERTISEMENT
Pada puncak acara, peserta kegiatan kampanye memberikan pernyataan dengan cara meneriakkan #IndonesiaTanpaStigma dan #BaliTanpaStigma. Memberikan tanda tangan dan pesan kampanye pada spanduk yang disediakan.
“Prasangka buruk lebih membunuh dibanding kecanduan dan virus itu sendiri. Bersama kita mengikis prasangka untuk Indonesia yang lebih baik,” ujar Yayuk Fatmawati, Koordinator Pertiwi.(kanalbali/RLS)