Basarnas: Lokasi Hilangnya KM Bali Permai di Samudera Hindia Rawan Badai

Konten Media Partner
9 September 2021 14:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada - WIB
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada - WIB
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada menyebut, lautan samudera Hindia, tempat hilang kontaknya KM Bali Permai -169 kerap terjadi badai. Tak hanya itu, sebelumnya pernah terjadi peristiwa kapal karam di kawasan itu.
ADVERTISEMENT
"Daerah Selatan sana (samudera Hindia semenjak Juli sampai November, angin cukup tinggi, gelombangnya bahkan mencapai 3 sampai 5 meter," ujarnya, Kamis (09/09/21).
Kawasan itu merupakan penangkapan ikan internasional, dimana banyak ikan berkumpul. Last Known Position (LKP) atau lokasi kapal terakhir berada pada koordinat 29° 20.202' S - 100° 55.074' T atau berjarak sekitar 1.471 nautical mile (NM) dari Kantor SAR Denpasar dan 791 NM dari Perth Australia.
Darmada pun mengaku, pihaknya telah memberikan peringatan dini kepada nelayan, atas situasi itu. Meski demikian, peringatan itu kerap tak dihiraukan. "Kita agak sulit mengimbau nelayan, tapi disisi lain ada nafkahnya disana sehingga imbauan peringatan dini cuaca buruk tidak diindahkan kareana alasan mencari nafkah," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Peralatan komunikasi pada kapal ikan itu disinyalir mengalami kerusakan akibat sambaran petir.
Pihaknya pun mengaku kesulitan untuk memastikan apakah kapal ikan dengan 19 Anak Buah Kapal (ABK) itu tenggelam atau terkena badai.
Hal itu lantaran saat dilakukan pencarian di koordinat itu, tidak ditemukan puing-puing kapal yang tenggelam. Meski demikian pihaknya tetap melakukan monitoring melalui Vessel Monitoring System (VMS) atau tracking pemilik kapal.
Berdasarkan hasil analisa tim SAR dari Basarnas maupun dari JRCC Australia, ada dua kemungkinan. Yang pertama, kapal terbalik dan awak kapal meninggalkan kapal dengan rakit atau tenggelam. Yang kedua, kapal meninggalkan lokasi pencarian dengan tenaga mesin saja setelah alat komunikasi rusak total dan GPS tracking tidak berfungsi.
Rencananya, kapal-kapal itu akan kembali bersandar di pelabuhan pada awal November mendatang. Kejelasan apakah kapal itu tenggelam, ataupun masih berlayar baru dapat dipastikan saat kapal-kapal milik PT Putra Jaya Kota bersandar.
ADVERTISEMENT
"Kepastian kami dapat setelah temen-temen rombongan sandar lagi ke benoa, kalau tidak, berarti benar itu hilang tertelan badai," tandasnya. (Kanalbali/WIB)