Bawa Musik Tradisional Sumba, Ata Ratu Keliling Eropa

Konten Media Partner
6 Agustus 2018 14:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bawa Musik Tradisional Sumba, Ata Ratu Keliling Eropa
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ATA Ratu saat tampil di Bentara Bali, Minggu malam, 5 Agustus 2018 (kanalbali/IST)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com -- Ata Ratu, perempuan pemusik tradisional Sumba, menampilkan persembahan musiknya di Bentara Budaya Bali (BBB), Minggu (05/08 malam. Musik ini pula yang dibawanya di ajang program Europalia, sebuah even yang menampilkan karya-karya musisi Indonesia di di Belgia dan beberapa negara Eropa lainnya.
Kahi Ata Ratu lahir di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Sejak usia 13 tahun ia telah menulis dan menampilkan musik di Sumba yang dinyanyikan dalam bahasa lokal (Kambera).
Ia adalah salah satu dari sedikit perempuan yang piawai memain-nyanyikan musik jungga, alat musik petik yang lebih dikenal dalam ranah musik laki-laki. Selama lebih dari 40 tahun ia dikenal sebagai Ratu Jungga.
"Musik-musik ini merupakan bentuk musik Sumba yang relatif modern, dipengaruhi oleh gaya sebelumnya yang menggunakan Jungga dengan dua senar," jelasnya
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan ini, Ata Ratu, yang juga pencipta lagu, mempresentasikan hasil risetnya berupa memainkan musik tradisional dan musik ciptaannya, serta pemutaran video dokumenter.
Ata Ratu merupakan peraih Hibah Cipta Media Ekspresi 2018 untuk kategori kerjasama kolaborasi. Cipta Media Ekspresi yakni sebuah program yang diselenggarakan guna mendukung karya perempuan, menyebarkan pikiran-pikiran mereka untuk memperkaya masyarakat dan merayakan keragaman pengetahuan dan ekspresi kreativitas perempuan di Indonesia.
"Saya terpanggil melakukan riset mengenai lagu – lagu Sumba tempo dulu yang hampir punah, serta berkolaborasi dengan generasi tua guna pelestariannya," ujarnya. Adapun hasil riset terhadap lagu-lagu lama yang hampir punah berikut kolaborasinya tersebut didokumentasikan melalui rekaman dan video.
Sebagaimana terjadi di banyak daerah di nusantara, musik tradional Sumba juga menghadapi masalah kaderisasi atau penekun generasi muda, serta menjadi sesuatu yang langka bahkan di kampung halaman sendiri. Generasi muda lebih condong mendalami musik-musik modern yang mudah diakses melalui smartphone serta internet.
ADVERTISEMENT
Menurut Ata Ratu, di tengah langkanya promosi dan pengenalan mengenai musik tradisional, di Sumba masih ada pemusik tradisional yang terus tekun dan gigih mengupayakan pengembangan musik tradisional Sumba. Walau kebanyakan masih didominasi pemusik laki-laki. Terbilang jarang ada perempuan yang fasih memainkan musik tradisional, sekaligus menciptakan lagu. (kanalbali/KR5)