BBMKG Sebut Ada 26 Gempa Bumi di Bali dalam 2 Bulan Terakhir

Konten Media Partner
12 November 2021 15:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kejadian gempa bumi di Karangasem, Bali meruntuhkan puluhan rumah - IST
zoom-in-whitePerbesar
Kejadian gempa bumi di Karangasem, Bali meruntuhkan puluhan rumah - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR- Gempa bumi di Bali ternyata cukup sering terjadi. Sepanjang Bulan Oktober 2021 Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Bali, mencatat kejadian gempa bumi ada sebanyak 18 kali di wilayah Bali.
ADVERTISEMENT
"Pada Bulan November 2021 hingga hari ini tercatat ada 8 kejadian," kata Yohanes Agus Setiawan selaku Kepala Kelompok Kerja Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran BBMKG, saat dihubungi Jumat (12/11).
"Yang terasa oleh masyarakat pada bulan Oktober hanya empat kali kejadian. Salah-satunya cukup merusak, yakni yang terjadi di wilayah Bangli, di Desa Teruyan dan di Desa Ban, Karangasem," sebutnya.
Kejadian itu adalah pada hari Sabtu 16 Oktober 2021 dengan magnitude M4.8 episenter. Tepatnya, berlokasi di darat pada jarak 8 km arah Barat Laut Karangasem, pada kedalaman 10 km.
"Kemudian, untuk Bulan November 2021 di wilayah Bali, sudah ada 8 kejadian gempa, yang semuanya M<3," imbuhnya.
Ia menerangkan, selama bulan Oktober 2021 ini, gempa bumi di wilayah Bali di dominasi gempa berkekuatan Magnitude 3 yaitu sebanyak 15 kejadian gempa atau 83.3 persen serta gempa dengan kedalaman dangkal h ≤ 60 km yaitu sebanyak 16 kejadian gempa bumi atau 88.9 persen.
ADVERTISEMENT
Lokasi hiposenter gempa bumi yang terjadi selama bulan Oktober 2021 ini didominasi jenis gempa bumi dangkal akibat aktifitas sesar lokal. Jika dilihat peta seismisitas bulan Oktober 2021, terlihat dominasi gempa bumi di wilayah sekitar wilayah Rendang antara Gunung Agung dan Gunung Batur yang juga di sinilah episenter gempa merusak pada tanggal 16 Oktober 2021 lalu.

Penyebab Gempa Bumi

Sementara, dari hasil analisanya kejadian gempa bumi tidak lepas dari sumber gempanya. Kalau di wilayah Bali bisa karena sesar aktif di daratan. Lalu, di sebelah selatan Bali, itu ada zona subduksi yang pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia, dan di sebelah Utara ada adanya aktivitas sesar lokal yang berdampak di wilayah Bali.
ADVERTISEMENT
"Gempa bumi yang pertama tidak bisa diprediksi. Kemudian, kita bisa tau potensi gempa di suatu wilayah itu berdasarkan dari sembaran sumber gempanya ada dimana. Kemudian, kebetulan kalau di bulan Oktober itu lebih didominasi oleh aktivitas gempa yang ada di daratan Bali yang di Rendang (Karangasem). Untuk, Bulan November sama masih di darat, cuman gempanya ini sangat kecil dibawah 3 Magnitude," ujarnya.
Sementara, untuk potensi terjadinya gempa besar lewat terjadinya gempa yang sudah belasan kali di Bulan Oktober hingga November 2021. Pihaknya, mengatakan tidak bisa memprediksi hal tersebut.
"Bahwa, gempa bumi tidak bisa diprediksi waktu maupun kekuatannya. Tapi kita bisa tau potensi gempanya ada dimana atau di sekitaran sesar aktif, kemudian di selatan Bali dan lainnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat tentu harus selalu waspada terhadap potensi gempa yang kapan saja bisa terjadi. Terutama, dampak gempa seperti longsor dan lainnya. (kanalbali/KAD)