'Big Thing' Di Balik Festival Tepi Sawah. Apa Itu?

Konten Media Partner
7 Juli 2019 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jegog Suar Agung mengajak pengunjung untuk bermain bersama saat pembukaan Festival tepi Sawah, Sabtu (6/7) malam (kanalbali/IST)
zoom-in-whitePerbesar
Jegog Suar Agung mengajak pengunjung untuk bermain bersama saat pembukaan Festival tepi Sawah, Sabtu (6/7) malam (kanalbali/IST)
ADVERTISEMENT
PEJENG, kanalbali.com - Malam pembukaan Festival Tepi Sawah berlangsung meriah dengan beragam musik dan atraksi. Saat Sabtu (6/7) malam kian larut, ratusan pengunjung dari warga lokal maupun turis asing kian terlena.
ADVERTISEMENT
Acara dibuka dengan sambutan oleh Nita Aartsen, satu dari 3 founder Festival ini. Dia menjelaskan konsep peformance di alam terbuka dengan melibatkan artis lokal.
“This is a big thing, kita menggerakkan banyak komunitas lokal dengan nilai-nilai edukasi, lingkungan dan kebudayaan,” katanya dengan senyum merekah. Pembukaan ini diadakan di stage Uma jam 18.30.
Acara berlanjut dengan kolaborasi antara Nita, Endah Laras, Woro, dan Gamelan Yuganada.
Woro, sinden cilik kelahiran Semarang ini membuka narasi berbahasa Jawa mengenai Indonesia dengan keberagamannya. “Dengan keberagaman itulah, di era modern ini kita bisa menjadi lebih kuat, tentram dan saling menyayangi satu sama lain,” jelasnya.
Penampilan para artis menyanyikan lagu-lagu Koes Plus di malam pembukaaan (IST)
Penampilan pun dilanjutkan dengan nyanyian merdu dari Endah Laras yang membawakan lagu Di Bawah Sinar Purnama. Ia diiringi oleh dentingan piano Nita Aartsen dan suara violin dari Celticroom Bali. Sebagai penutup, Gamelan Yuganada menampilkan gamelan dan tari kecak khas Bali.
ADVERTISEMENT
Saat ditanya tentang persiapan, Woro mengaku sudah datang ke Bali sejak dua hari yang lalu (4-07) dan menjalani latihan.
“Dapat latihan dua kali, check stage and sound, lalu perform hari ini,” katanya. Pemilihan lagu baik untuk opening maupun sesi jamming disesuaikan dengan tema acara.
“Kalau opening memang kesepakatan Tante Nita dan Mama Endah, kalau jamming kan disesuaikan dengan temanya yaitu Dolanan Jawa,” jelasnya. Selama sesi jamming di stage Kubu, beberapa lagi yang dibawakan adalah Ilir-Ilir dan tembang dolanan dari Banyuwangi.
Tak hanya opening dan sesi Dolanan Jawa, malam di Festival Tepi Sawah juga dimeriahkan oleh penampilan Jegog Suar Agung dan Tribute to Koes Plus dari semua artis. Dalam sesinya, Jegog Suar Agung juga berinteraksi dengan penonton dan bersama-sama membentuk melodi lewat tepukan tangan diiringi tabuhan bumbung.
ADVERTISEMENT
Festival masih akan berlangsung hingga Minggu (7/7) malam . Pagi ini dibuka dengan spesial workshop dolanan anak bersama Made Taor, seorang penekun budaya yang menjadikannya sebagai metode pembelajaran. (kanalbali/RLS)