BPBD Sebut 4 Daerah di Bali Paling Rawan Bencana saat Cuaca Esktrem

Konten Media Partner
7 April 2021 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bencana longsor di Buleleng, Bali pada saat musim penghujan - IST
zoom-in-whitePerbesar
Bencana longsor di Buleleng, Bali pada saat musim penghujan - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin mengatakan, ada 4 Daerah di Bali yang masuk dalam zona merah rawan bencana ditengah ancaman cuaca ekstrim yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Empat Daerah itu adalah Kabupaten Karangasem, Bangli, Buleleng, dan Tabanan bagian utara.
ADVERTISEMENT
"Jadi ketika bicara potensi cuaca ekstrim dari BMKG, sekurang-kurangnya kami menggambarkan ada 4 daerah yang perlu diwaspadai dampak dari cuaca ekstrem itu sendiri. Pertama Karangasem, Bangli, Buleleng, terus ada Tabanan bagian utara," kata Rentin dalam acara diskusi, Rabu (7/4/2021).
Rentin menuturkan, masuknya 4 Daerah di Bali ke zona merah rawan bencana, diakibatkan karena kondisi geografis yang hampir besar penduduk di kawasan itu tinggal di daerah perbukitan hingga lereng gunung. Apalagi, kata Rentin, cuaca ekstrem erat kaitannya dengan benacan alam berupa tanah longsor, pohon tumbang dan banjir bandang.
"Hampir sebagian besar penduduknya, ada yang bertempat tinggal di daerah yang memiliki resiko tinggi. Contoh kejadian 2019 lalu, ada dua kejadian yang luar biasa, menimpa satu keluarga dan satu KK meninggal di Karangasem dan di Buleleng, yang mana rumah meraka berada diantara perbukitan dan tebing yang curam serta pohon besar," kata dia.
Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin - ist
Dalam situasi itu, Rentin mengaku pihak BPBD Provinsi terus menjalin koordinasi dengan BPBD Kabupaten Kota untuk meningkatkan kesiap-siagaan.
ADVERTISEMENT
"Saya cek ke BPBD Karangasem, dan Buleleng, sudah sejak lama diberikan edukasi dan pemahaman kalau tempat meraka berada pada posisi resiko tinggi. Kita memberikan solusi untuk relokasi, masalahnya ketika kita siap membangun rumah dengan program bantuan bedah rumah, mereka tak ada lahan, dan disana yang jadi kendala," jelasnya.
Ditengah persoalan yang mandek itu, Rentin mengaku tak kehabisan cara agar potensi Becana bisa dikurangi seminimalisir mungkin. Salah satunya dengan cara melibatkan semua pihak untuk memahami pendidikan dasar mengangani mitigasi Becana.
"Kita membangun semangat kesiap siagaan salah satunya hari simulasi bencana, Tahap satu sasaran kami di kantor - kantor pemerintah daerah yang ada di Provinsi Bali. Kita berharap setiap tanggal 26 se kurang kurangnya mereka melatih karyawannua untuk melatih simulasi," terangnya.
ADVERTISEMENT
Tahapan berikut adalah Pelibatan masyarakat secara luas. Rentin mengatakan, pihaknya saat ini tengah menggandeng Desa Adat melalui Majelis Desa Adat Provinsi Bali untuk meningkatkan kewaspadaan becana seperti yang ia sampaikan.
"Jero bendesa Agung, yang telah mengizinkan kami BPBD masuk melalui desa adat. Beberapa desa adat sudah kita bangun agar peduli bencana, dengan cara personel kami turun langsung untuk memberikan pendidikan dasar kebencanaan kepada pecalang, Perangkat di Desa Adat, termasuk personel di Desa Adat," tuturnya. (Kanalbali/ACH)