Cegah Daging Tak Layak, Pemprov Bali Awasi Penyembelihan Babi Jelang Galungan

Konten Media Partner
15 September 2020 11:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyembelihan babi biasa dilakukan menjelang Galungam - IST
zoom-in-whitePerbesar
Penyembelihan babi biasa dilakukan menjelang Galungam - IST
ADVERTISEMENT
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali melakukan pengawasan penyembelihan babi menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Sejauh ini belum ditemukan babi yang sakit sehingga tak layak dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
"Sejauh ini hingga H-1 Galungan belum ada laporan yang kami terima bahwa ada babi yang tak layak dikonsumsi, jadi semua yang disembelih dalam keadaan baik dan sehat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana saat dikonfirmasi, Selasa (15/9).
Wisnuardhana menuturkan, meningkatnya kualitas daging babi di Bali jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan tak lepas dari hilangnya penyakit babi menular seperti Flu Babi Afrika atau African Swine Flu (ASF) yang sempat melanda Indonesia beberapa bulan lalu. Oleh sebab itu, pihaknya memastikan pengecekan kesehatan babi jelang Galungan dan Kuningan dilakukan dengan lebih mudah.
"Sekarang kan sudah tidak ada lagi penyakit babi menular (ASF), jadi pengawasannya jauh lebih mudah dan masyarakat tidak ada rasa khawatir lagi untuk mengkonsumsi daging babi selama hari raya," terangnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana
Ia juga menyampaikan, pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan melalui Provinsi Bali telah menurunkan sejumlah petugas yang bekerja sama dengan dinas Peternakan di masing-masing Kabupaten atau Kota se-Bali untuk melakukan pengawasan penyembelihan babi.
ADVERTISEMENT
"Ada petugas dari tim kami dan itu bekerjasama dengan petugas di masing-masing Kabupaten atau Kota se Bali. Bahkan pengawasan penyembelihan sebenarnya dilakukan bukan hanya saat menjelang Galungan saja, cuma saat Galungan ini pengawasan yang kami lakukan lebih intens. Intinya sejauh ini belum ditemukan babi yang tidak layak di konsumsi," tutur Wisnuardhana. (Kanalbali/ACH)