Dalam Sepekan, Seratusan Babi di Buleleng, Bali, Mati Mendadak

Konten Media Partner
25 Februari 2020 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi.
ADVERTISEMENT
Kematian babi mendadak di Bali terus terjadi. Kali ini sebanyak 116 ekor babi mati di Bali Utara tepatnya wilayah Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
ADVERTISEMENT
"Memang benar ada kematian, kami sudah menerima laporan bahwa ada ternak yang babinya mati mendadak di perusahaan PT ABS di Desa Bila, Kubutambahan, Buleleng," ujar I Ketut Gede Nata Kesuma, Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali saat dihubungi, Selasa (25/2).
Jumlah kematian itu menurut Nata terdiri dari berbagai jenis. Di antaranya finiser atau babi siap panen sejumlah 1 ekor, growe atau babi guling 15 ekor, pejantan 6 ekor, anakan 45 ekor dan induk babi atau bungkung yang terdiri dari 49 ekor.
Ketut Gede Nata Kesuma, Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali -ACH
"Khusus yang di wilayah itu (Desa Bila) kematiannya sejak satu minggu yang lalu dengan jumlah 2-3 ekor. Seminggu terakhir ini peternak mulai mati secara masalah hingga puluhan ekor. Terus setelah itu pihak perusahaan berkoordinasi dengan Dinas Peternakan setempat (Buleleng)," ujar Nata
ADVERTISEMENT
Kematian babi yang terjadi di Buleleng Bali ini kian menambah jumlah babi yang mati akibat wabah penyakit yang menjurus ke African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika. Belum ada angka pasti terkait kematian babi, hanya menurut Nata dari data terakhir yang ia rekap angka kematian babi di Bali sudah mencapai 955 yang tersebar di empat kabupaten yakni Kabupaten Badung dengan tingkat kematian tertinggi.
Soal penyebab kematian, Nata lagi-lagi mengatakan sedang menunggu hasil uji laboratorium yang sampai saat ini masih dilakukan. "Pengujian juga masih dilakukan, kalau kapan keluarnya sekali lagi saya sampaikan saya belum tahu, karena bukan kewenangan saya dalam melakukan pengujian," tutur Nata. (ACH)