Dampak Corona, Kunjungan Wisman ke Bali Hanya 500 Orang per Hari

Konten Media Partner
2 April 2020 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dalam situasi normal turis biasanya selalu memenuhi pantai Kuta (IST)
zoom-in-whitePerbesar
Dalam situasi normal turis biasanya selalu memenuhi pantai Kuta (IST)
ADVERTISEMENT
Dampak COVID-19 pada sektor pariwisata di Bali memang dahsyat. Bila di masa normal, rata-rata kunjungan wisman per hari mencapai 10.000 orang, kini hanya tinggal 500 orang saja.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menyampaikan untuk kondisi pariwisata di Bali saat ini sudah sangat sepi. "Ini juga karena ada ketentuan pembatasan kunjungan dari Ibu Menteri Luar Negeri baik yang transit maupun yang datang ke wilayah Indonesia itu dibatasi," katanya, Kamis (2/4).
"Tentu akhirnya hotel sepi tidak ada tamu, lalu guide-guide kita tidak punya pekerjaan, travel dan seterusnya. Jadi tidak ada tamu, kecuali tamu-tamu yang sudah terlanjur di sini atau beberapa tamu yang sudah memiliki keluarga di sini yang masih tinggal di sini," kata Astawa.
"Okupansi hotel, kalau yang di daerah Kuta itu mungkin dibawah 10 persen. Kalau di Canggu masih 20 persen di ITDC (Nusa Dua) masih 20 persen," Imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyebutkan, penurunan kunjungan wisman imbas dari virus corona lebih sepi daripada tragedi bom Bali. Karena, saat bom Bali tidak berdampak semuanya masih ada kunjungan wisman.
"Ini yang paling parah dan lebih parah dari bom Bali sepinya. Karena ini kan tidak Bali saja yang terdampak, yang terdampak global seluruh dunia," ujarnya.
"Masih ada tingkat hunian kalau bom Bali itu, sebentar pemulihannya. Tapi saya tidak punya data waktu bom Bali berapa titik terendah tingkat hunian hotel. Tapi menurut teman-teman sekarang lebih sepi dari pada bom Bali," sambung Astawa.
Tapi menurut Astawa, dampak corona pada pariwisata di Bali diharapkan berakhir tiga bulan kedepan atau di Bulan Mei. Sehingga, bisa menjalankan pemulihan pariwisata di Bali.
Seorang nelayan bersiap untuk memancing di Pantai Pandawa di Kuta Selatan, Bali, Indonesia, selama ditutup bagi wisatawan akibat wabah corona, Senin (23/3). Foto: REUTERS/Johannes P. Christo
"Saya berkeyakinan tiga bulan selesai tidak sampai Mei. Tapi kalau di Bali belum reda kalau di dunia belum reda tidak ada turis juga. Harapan kita dunia cepat selesai seperti di China, China selesai, Bali selesai, harapan kita China yang datang ke Bali dulu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi ini tidak permanen, percaya ini akan segera selesai. Saya berkeyakinan ini sifatnya sementara dan mudah-mudahan tidak sampai bulan Mei ini sudah selesai, sudah reda tinggal pemulihannya, harapan saya," ungkapnya.
Astawa juga berharap, yang penting dalam situasi saat ini adalah tidak adanya penularan lagi virus corona kepada masyarakat dan masyarakat tetap sehat dan terhindar dari virus corona.
Selain itu, ia juga berharap bagi para karyawan yang bekerja dibidang pariwisata di Bali mendapatkan bantuan. Karena, dengan sepinya pariwisata di Bali tentu berdampak kepada para karyawan. Apalagi, para karyawan yang dibawa garis kemiskinan itu bisa dibantu untuk mempertahankan daya beli mereka agar bisa untuk membiayai kehidupan anaknya dan istrinya.
"Sekarang jaring pengaman sosial bagi karyawan yang terkena dampak. (Pemerintah Pusat) juga ada informasi akan memberikan stimulus kepada mereka. Kita sudah mengirim beberapa data ke pusat untuk bisa memperoleh bantuan. Jadi teman-teman kita yang kurang beruntung biasanya menerima gaji sekarang hanya 50 persen menerima gaji. Inilah harapan kita, mereka bisa dibantu oleh pemerintah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Sepinya ini berdampak dengan karyawannya. Karena ini mungkin tidak full dia kerja dibagi shift-shift-an. Tapi selama ini belum mendengar ada yang di PHK karena mereka tau ini sifatnya tidak permanen mungkin satu saat mereka masih diperlukan lagi," ujar Astawa. ( KAD )
---
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran coronavirus. Yuk, bantu donasi sekarang!