news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sistem Zonasi Diprotes Orang Tua, 5 SMA di Bali Terpaksa Tambah Kelas

Konten Media Partner
6 Juli 2018 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sistem Zonasi Diprotes Orang Tua, 5 SMA di Bali Terpaksa Tambah Kelas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
PROTES Warga akhirnya diakomodasi pihak sekolah negeri di Jembrana. Tampak saat warga mendatangi salah-satu sekolah (kanalbali/KR5)
ADVERTISEMENT
JEMBRANA, kanalbali.com - Sebanyak lima dari enam SMA Negeri di Kabupaten Jembrana, Bali, terpaksa menambah kelas dalam tahun ajaran baru. Hal itu lantaran didesak warga di sekitar sekolah yang memprotes Penerimaan Peserta Didik Baru dengan sistem zonasi.
Dengan diterapkannya sistem tersebut, banyak siswa yang tidak diterima di kelima sekolah tersebut.
"Berdasarkan hasil rapat dengan provinsi, diputuskan ada penambahan masing-masing SMA Negeri satu rombongan belajar (kelas, red). Satu rombongan belajar itu maksimal dapat menampung 36 siswa,” kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Jembrana, I Putu Prapta Arya, Jumat (6/7).
Dia mengatakan, sekolah yang menambah jumlah kelas itu adalah SMA N 1 Negara, SMA Negeri 2 Negara, SMA Negeri 1 Mendoyo, SMA Negeri 2 Mendoyo, dan SMA Negeri 1 Melaya. Sehingga, hanya SMA Negeri 1 Pekutatan yang tidak menambah kelas.
ADVERTISEMENT
“SMA Negeri 1 Pekutatan itu tidak menambah kelas karena sekolah itu masih kekurangan siswa,” ujarnya.
Dari kuota yang disediakan di SMAN 1 Pekutatan, masih ada satu kelas yang kekurangan delapan siswa. Berbeda dengan SMA Negeri lainnya yang jumlah pendaftarnya melebihi kuota, sehingga diperlukan penambahan kelas.
Penambahan itu, kata I Putu Prapta Arya, didasari pendataan yang dilakukan sekolah terkait siswa yang tidak diterima melalui sistem zonasi yang diterapkan. Terutama siswa yang masuk dalam 3 kategori: siswa pendaftar yang tidak diterima, siswa pendaftar dari keluarga kurang mampu, dan siswa pendaftar yang mengantongi piagam Pesta Kesenian Bali (PKB).
Dari rata-rata jumlah tambahan, hanya SMA Negeri 1 Negara yang paling banyak memiliki kelas, yakni mencapai 11 kelas. Namun pada umumnya, jumlah maksimal sampai dengan 12 kelas, meskipun ada juga sekolah yang mengalkulasi jumlah siswa setelah penjurusan.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita maksimalkan 12 rombongan belajar, khawatirnya nanti waktu penjurusan ke IPA, IPS, dan Bahasa. Karena pasti kelas akan bertambah setelah penjurusan,” ucap I Putu Prapta Arya. (kanalbali/KR5)