Direktur RS di Bali Wafat, Jaminan Keamanan Tenaga Medis Harus Ditingkatkan

Konten Media Partner
6 Juli 2020 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, I Ketut Suyasa  - IST
zoom-in-whitePerbesar
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, I Ketut Suyasa - IST
ADVERTISEMENT
Setelah Direktur Utama RS Puri Raharja Bali, I Nyoman Sutedja, wafat akibat terinfeksi COVID-19, Pemerintah Provinsi Bali didesak meningkatkan jaminan keamanan tenaga medis.
ADVERTISEMENT
"Misalnya penggunaan APD, itu harus ketat, bahkan saya berharap penggunaan APD khusus tenaga medis berada di atas satu level sepertinya yang sudah direkomendasikan. Kalau yang digunakan sekarang level 1 misalnya, saya minta gunakan level 2," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali, I Ketut Suyasa kepada Kanalbali, Senin (6/7).
Bagi Suyasa, kematian salah satu tenaga kesehatan yang menangani pasien terinfeksi COVID-19 harus membuat pemerintah provinsi mengkaji ulang mekanisme perlindungan bagi para tenaga kesehatan. Sebab, jika terus dibiarkan, ancaman keselamatan bagi tenaga kesehatan kian dipertaruhkan.
"Saya berharap ke depan dibuatkan satu sistem ada registrasi online. Pasien yang akan datang ke rumah sakit apakah berasal dari daerah transmisi, atau punya riwayat perjalanan ke luar negeri, sehingga mereka tidak serta merta bisa masuk ke rumah sakit yang dia inginkan tapi melalui screening terlebih dahulu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan screening melalui sistem IT, Suyasa menilai akan sangat melindungi tenaga medis yang hendak melakukan tindakan terhadap pasien yang akan datang. Sebagai garda terkahir, risiko dan ancaman penyebaran COVID-19 kepada tenaga medis bisa sedikit berkurang.
"Kalau sudah diketahui riwayat perjalanan calon pasien, kan bisa lebih mudah mengantisipasi. Dengan begitu kita bisa benar-benar melindungi masyarakat dan tentu tenaga medis kita yang merupakan garda terkahir," jelasnya. (Kanalbali/ACH)
--------------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)