Disiram Air Panas, Pembantu Rumah Tangga Lapor Polisi

Konten Media Partner
15 Mei 2019 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembantu rumah tangga korban penganiayaan saat berada di Polda Bali, Rabu (15/5) - kanalbali/LSU
zoom-in-whitePerbesar
Pembantu rumah tangga korban penganiayaan saat berada di Polda Bali, Rabu (15/5) - kanalbali/LSU
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Seorang pembantu rumah tangga di Gianyar, Bali, Eka Febrianti (21) mengaku telah menjadi korban penganiayaan oleh majikannya. Karena itu, pada Rabu (15/5) ia melaporkan kasusnya kepada polisi.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan kejadian tragis yang menimpanya pada tanggal 7 Mei lalu. "Saya disiram air panan mengalami luka pada sekujur badan," ujarnya.
Menurut penuturan Eka, kejadian ini berawal dari hilangnya gunting besi milik sang majikan. Hingga dirinya diminta untuk mencari gunting tersebut, jika tidak ketemu akan kena sanksi disiram air panas.
"Sudah saya cari ke gudang dan ke seluruh tempat yang ada dirumah tapi tidak ketemu," ujarnya . "Karna tidak ketemu saya harus menerima sanksi yakni berani disiram air panas," jelasnya.
Lanjutnya, Eka sempat ketakutan sebab harus menerima siraman air panas di ember panci yang besar dan penuh.  Mirisnya, penyiraman ini tidak hanya dilakukan oleh bosnya saja. Adik tiri korban dan satpam rumah juga ikut menyiramnya. 
ADVERTISEMENT
Siraman tersebut Eka dapatkan di Kepala, badan bagian belakang, kaki dan tangan.Karena sudah tidak kuat, ia akhirnya memberanikan diri untuk kabur dari rumah tersebut ke tempat temannya di Nusa Dua. 
Eka menceritakan, setelah kabur ia bersembunyi di Warung, disana  Eka diberi uang Rp 5000 untuk ongkos dan kue oleh pemilik warung.  Setelah berjalan lebih jauh dari tempat bosnya, ia kembali bertemu dengan ibu ibu di jalan. 
Singkat cerita, Ibu tersebut curiga melihat wajah Eka yang lebam, akhirnya ibu tersebut menolong Eka untuk memanggil polisi.  "Kepada polisi saya bilang mau ke Nusa Dua, disana saya belum mengaku di siksa majikan. Saya takut dan hanya bilang kalau saya jatuh sehingga muka lebam," tuturnya meringis. 
ADVERTISEMENT
Setelahnya, Eka diantar mencari angkutan dan turun di Halte Batu bulan dan kembali mencari polisi untuk minta dicarikan bis sarbagita ke nusa dua.  Namun karena tidak punya uang, ia tidak jadi naik bus sarbagita, hingga bertemu bapak bapak penjaga terminal yang ada disana.
"Bapak itu curiga dengan keadaan badan saya, akhirnya saya jujur, saya bilang habis disiram air panas sama majikan saya, jadi saya kabur," cerita Eka sambil menangis Saat ini Eka sedang menjalankan proses penyidikan di Deskrimum Polda Bali, disampingi oleh pengacaranya, Supriyono. (kanalbali/LSU)