Ditutup Gara-gara Pandemi, Kini Monkey Forest di Ubud Dibuka Kembali

Konten Media Partner
5 November 2020 10:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selama masa pandemi , kera di Monkey Forest, Ubud tetap dipelihara dengan baik - WIB
zoom-in-whitePerbesar
Selama masa pandemi , kera di Monkey Forest, Ubud tetap dipelihara dengan baik - WIB
ADVERTISEMENT
UBUD - Setelah berbulan-bulan tutup lantaran pandemi COVID-19, obyek wisata Monkey Forest di Ubud, Gianyar, Bali akhirnya kembali dibuka Kamis, (05/11).
ADVERTISEMENT
"Ini adalah hari baik, dengan dibukanya kembali, kita berharap pariwisata Bali kembali pulih, kita harap artshop, restoran serta objek lainnya ikut terangkat," ucap Wakil Gubenur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat acara pembukaan.
Meski dibuka, protokol kesehatan diterapkan sejak di pintu masuk dimana telah tersedia tempat cuci tangan serta hand sanitizer. Lalu saat mulai memasuki areal, petugas telah bersiap untuk mengecek suhu tubuh para wisatawan. Beberapa pengunjung domestik dan manca negara pun mulai berdatangan memadati kawasan hutan nan asri ini.
Berfoto dengan kera menjadi daya tarik tersendiri di Monkey Forest, Ubud - WIB
Pembukaan ini diharapkan membuat pariwisata di Ubud dan daerah Gianyar bangkit. Art shop dan usaha wisatamembuka kembali usahanya agar wisatawan domestik kembali melirik dan berwisata ke Ubud sampai nantinya Wisatawan International bisa datang kembali ke Bali.
ADVERTISEMENT
Cok Ace berujar, untuk membangkitakan ekonomi, tidak bisa menunggu pariwisata bangkit, geliat pariwisata harus dibangun. "Bali sudah dibuka untuk pariwisata domestik pada tanggal 9 Juli dan pasar domestik 31 Juli. Namun pada bulan Agustus sampai September belum ada perubahan secara signifikan," katanya.
"Sejak libur cuti bersama Oktober kemarin peningkatan wisatawan melonjak luar biasa, bukan gara-gara long wekeend tetapi agaknya wisatawan sudah tertarik datang ke Bali," ujarnya.
Kegiatan Re-opening ini terselenggara atas dukungan dari Desa Pekraman Padangtegal, PHRI Gianyar, Ubud Homestay Association dan Yayasan Bina Wisata Ubud serta stakeholder lainnya. ( kanalbali/WIB )