news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dukung 'Bali Open Border', Komponen Pariwisata Doa Bersama di Pura Besakih

Konten Media Partner
16 Juni 2021 15:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Repro : poster acara doa bersama dan deklarasi 'Bali Open Border' - IST
zoom-in-whitePerbesar
Repro : poster acara doa bersama dan deklarasi 'Bali Open Border' - IST
ADVERTISEMENT
KARANGASEM - Sebanyak 32 perwakilan asosiasi industri pariwisata Bali yang bergabung dalam forum Bali Bangkit, Rabu (16/06/21) melakukan gelaran doa bersama di Pura Besakih, Karangasem, Bali.
ADVERTISEMENT
Acara ini sekaligus untuk mengeluarkan deklarasi moral untuk menyambut 'Bali Open Border' atau pembukaan pariwisata internasional pada Juli 2021 mendatang.
Deklarasi Bali Open Border di Pura Besakih, Karangasem, Bali - IST
"Deklarasi dilaksanakan di wantilan Pura Besakih pada hari Rabu, 16 Juni 2021 pukul 10.00 WITA yang diawali dengan persembahyangan bersama di pura Besakih, kemudian dilanjutkan dengan acara Symposium Bali Open Border yang diikuti oleh 32 Asosiasi Pariwisata," kata Ketua DPD Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Dr Yoga Iswara.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Vila Bali (Bali Association Villa/BVA), I Gede Ricky Sukarta mengatakan, para pelaku industri pariwisata di Bali telah bersatu dan yakin bahwa hotel, vila restoran maupun Daya Tarik Pariwisata (DTW) di Bali siap dengan pembelakuan CHSE.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, sampai saat ini kata dia, pemerintah belum memberikan sinyal lanjutan mengenai pembukaan pariwisata internasional Juli mendatang.
"Memang, itu ranahnya pemerintah yang punya kewenangan namun kita kalangan praktisi pariwisata tidak bisa diam saja," tambahnya.
Tak hanya itu, pihaknya akan melakukan kampanye di media sosial agar banyak orang tahu pentingnya pembukaan pariwisata internasional, bagi masyarakat di Bali.
"Kita tidak muluk-muluk dalam rangka minimal ada marketing strategy secara psikis, karena Bali sangat berharap pada wisman, kalau tidak ada wisman kita tidak dapat tumbuh dan berkembang, meski hanya 10-15 persen saja okupansi hotel diisi wisman sudah cukup," ungkapnya. (Kanalbali/WIB)