Gairahkan Seni Kala Pandemi, Perupa Suklu Gelar ‘Mobile Art’ Keliling Bali

Konten Media Partner
12 September 2021 11:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perupa Suklu saat berkolaborasi dengan penyair Bawa Samar Gantang di Komaneka, Ubud, Bali - kanalbali/Ade Gita Ahimsa
zoom-in-whitePerbesar
Perupa Suklu saat berkolaborasi dengan penyair Bawa Samar Gantang di Komaneka, Ubud, Bali - kanalbali/Ade Gita Ahimsa
ADVERTISEMENT
UBUD - Ribuan karya jejak perjalanan pelukis I Wayan Sujana ‘Suklu’ sejak tahun 2019 hingga saat ini, terpampang memenuhi galeri Komaneka Monkey Forest, Ubud, Bali dalam gelaran mobile art bertajuk 'Interminal Art Project'.
ADVERTISEMENT
Berbagai jenis lukisan arang, novel drawing hingga instalasi bambu raksasa terpanjang apik. Ini merupakan sebagian kecil dalam prosesnya demi merengkuh gelar doktoral atau Phd di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Selama ini, Suklu sibuk melakukan gerakan mobile art, atau berkarya ke berbagai tempat-tempat di Bali.
Penelitian program Ph.D nya ia berangkat dari masalah yang cukup sederhana. Suklu memandang Fine Art atau karya seni estetis, masih bersifat eksklusif dalam kehidupan masyarakat. "Masyarakat sedikit yang paham terkait ini, bagi saya ini permasalahan, mestinya orang awam pun paham atau mengalaminya," ucapnya.
Dalam even ini, pecinta seni dapat langsung melihat proses Suklu menggarapa karyanya - kanalbali/Ade Gita Ahimsa
Hal ini menjadi latar belakang Dosen ISI Denpasar itu, untuk membawa studio keliling untuk mendekatkan masyarakat dengan fine art, supaya lebih membumi. "Saya sedang berencana ke Negara, Buleleng, sebelumnya sudah di beberapa tempat di Bali," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga kerap berkolaborasi, dan merespon seniman lain saat melakukan penampilan. Ia menekankan interaksi dalam berkarya, ada yang melalui musik maupun pertunjukan puisi.
Sebelumnya ia berinteraksi dengan Indra Lesmana di Puri Santrian Sanur, kini ia merespon puisi dari sastrawan I Gusti Putu Bawa Samar Gantang dengan media rice paper dan arang.
"Ini bagian kecil (ujian doktoral), ada pendekatan partisipatoris, diantaranya, sharing art, workshop repetisi garis warna, drawing on nove, workshop seni rupa pertunjukan dan fleksi and strong bamboo," katanya.
I Gusti Putu Bawa Samar Gantang saat membacakan puisi yang direspon oleh Suklu - kanalbali/Ade Gita Ahimsa
Nama I Wayan Sujana 'Suklu' telah lama malang melintang di ranah seni rupa. Ia berkesempatan menggelar sejumlah pameran tunggal. Di antaranya adalah pameran ‘Panji, Antara Tubuh Dan Bayangan’, IMF International Art Event 2018; pameran ‘Intermingle Art Project, Light Perterrent’ pada 2017; pameran di Citta Kelangen, ISI Denpasar bertajuk ‘Intermingle Art Project, Art Fashion’ tahun 2017; serta pameran ‘Sayap dan Waktu’ di Komaneka Fine Art Gallery pada 2016.
ADVERTISEMENT
Suklu juga banyak berpartisipasi dalam beberapa pameran bersama skala nasional dan internasional, seperti pameran ‘Kontraksi: Post Tradisionalisme” di Galeri Nasional Indonesia April 2019; ‘Balinese Masters: Aesthetic DNA Trajectories of Balinese Visual Art’ Mei 2019 di ABBC Building, ‘Drawing and Communication’ pada tahun 2018 di Okinawa Prefectural University of Arts, Jepang; dan ‘The Garden’ di The American Club, Singapore. (Kanalbali/WIB)