Gelar Ultah ke-6, Yayasan Disabilitas di Bali Galang Dana untuk Renovasi Gedung

Konten Media Partner
30 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Yayasan Cahaya Mutiara Ubud bergembira bersama dengan anak-anak dari Desa Adat Kawan Tengah, Tampaksiring, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Yayasan Cahaya Mutiara Ubud bergembira bersama dengan anak-anak dari Desa Adat Kawan Tengah, Tampaksiring, Bali - IST
ADVERTISEMENT
Yayasan Cahaya Mutiara Ubud (YCMU) yang berlokasi di Tampaksiring, Gianyar, Minggu (30/8) menggelar perayaan ulang tahun ke-6. Acara itu dirangkaikan dengan penggalian dana untuk renovasi gedung yang sempat mengalami kerusakan setelah bebeberapa kali gempa mengguncang Bali.
ADVERTISEMENT
“Sebelum ini, kami telah menggelar teater virtual oleh rekan-rekan kami,” ujar Ketua Dewan Pembina Yayasan, Wayan Damai. Dalam pertunjukan itu, penonton bisa menikmati pertunjukan bertajuk ‘Don’t Jugde by The Cover” dengan membayar tiket Rp 50 ribu. “Kami akan lanjutkan terus pertunjukannnya,” sebutnya.
Yayasan itu sebenarnya telah menempati gedung di Desa Adat Kawan Tengah, Tampak Siring, Gianyar, Bali selama 15 tahun. Namun, nama YCMU baru digunakan selama 6 tahun terakhir. Tempat itulah yang dijadikan pusat kegiatan pembinaan. “Ada 15 orang yang tinggal disini meski anggota kami ada 38 orang,” ujarnya.
Latar belakang mereka bermacam-macam seperti seniman, pekerja kerajinan, pelajar dan mahasiswa serta olahragawan. Salah-satunya adalah Widiasih yang meraih pretasi internasional dalam olahraga angkat berat untuk disabilitas. Pembinaan di yayasan ini menekankan kemandirian dan kepercayaan diri untuk bisa berbaur dengan warga yang lain.
Wayan Damai - IST
Untuk pendanaan, kegiatan mereka berusaha melakukan usaha mandiri dengan mengembangkan kebun sayuran dan restoran. “Sebelum COVID-19, kami bekerjasama dengan beberapa kelompok untuk mendatangkan turis makan siang di restoran dengan masakan kami disini,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain dana itu, ada juga sumbangan dari donatur yang bersimpati. Sayangnya, bantuan pemerintah secara reguler belum pernah diterima. “Kalau mau bantuan reguler dari pemerintah, kami harus memiliki panti tersendiri dan kami belum mampu mewujudkannya,” kata Damai.
Acara Ulang tahun sendiri berlangsung meriah dimana Yayasan juga melibatkan anak-anak dari desa setempat untuk mengikuti sejumlah lomba seperti lomba menggabar dan makan kerupuk. “Kami memang telah menyatu dengan lingkungan ini dan warga disini menerima kehadirna kami dengan terbuka,” katanya. ( kanalbali/RFH )