Gerombolan Lumba-Lumba Muncul di Pantai Lovina, Buleleng

Konten Media Partner
18 Juli 2019 17:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
BULELENG, kanalbali.com - Pemandangan langka terjadi di Pantai Lovina, Kabupaten Buleleng, Bali, Kamis (18/7). Puluhan lumba lumba muncul ke permukaan secara bersamaan dan menjadi tontonan turis.
ADVERTISEMENT
Gede Putra yang merupakan pemandu wisata di Pantai Lovina menjelaskan, di perairan tersebut memang sering didatangi lumba-lumba. Tetapi kemunculan kali ini terbilang sangat banyak.
"Disini ada 7 jenis lumba-lumba, dan memang wisata lumba-lumba alami. Disini memang rumahnya dari zaman dulu," kata Gede Putra, saat dihubungi via telepon, Kamis (18/7).
Putra juga menjelaskan, untuk gerombolan lumba-lumba terlihat banyak karena saat ini sudah musimnya. Selain itu, wisatawan asing maupun lokal yang berkunjung pun cukup ramai.
ilustrasi : ikan lumba lumba
Putra juga menjelaskan, kendati lumba-lumba itu dekati dengan menaiki perahu jukung tidak akan membuat stress. Karena, menurutnya hal tersebut sudah biasa.
"Iya tidak (Stress), itu sudah terbiasa dari dulu. Karena kita tidak menggangu kita lihat pertunjukan saja saat dia lompat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Putra juga menjelaskan, bagi pengunjung jika ingin melihat lumba-lumba tersebut bisa datang ke Pantai Lovina pada pukul 06.00 pagi. Untuk yang ingin melihat bisa menaiki perahu jukung, bagi wisatawan lokal perorangan membayar Rp 100 ribu dan wisatawan asing per orang 30 sampai 25 USD.
Putra juga menjelaskan, untuk melihat lumba-lumba tersebut tergantung gerombolan lumba-lumba mencari makan atau bermain di area perairan Lovina.
"Biasanya, di arel pantai Lovina saja. (Jaraknya) kadang dekat, kadang jauh sekitar 3 kilo sampai 7 kilo. Kadang kalau dekat 10 menit pun sudah sampai. Tidak mesti. Kadang juga jauh," ujarnya.
Sementara dikonfirmasi berbeda, Budhi Kurniawan selaku Kepala Balai KSDA Bali, mengatakan bahwa Pantai Lovina memang menjadi habitat gerombolan lumba-lumba tersebut.
ADVERTISEMENT
"Lovina itu salah satu memang habitatnya. Wilayah perairan menjadi jalur migrasi lumba-lumba ini. Lumba-lumba ini bergerak dari perairan timur seperti Nusa Tenggara, Australia, Sulawesi, dan utara Bali untuk ke wilayah barat ( Laut Jawa)," ujarnya.
"Jadi selama ini, memang jalur transit dan dia memang intens. Karena ini merupakan salah satu pertemuan arus. Jadi arus hangat dan dingin. Ini yang disukai lumba-lumba," tambahnya.
Budhi juga menjelaskan, gerombolan lumba-lumba tersebut memang
terjadi sepanjang tahun dan bermigrasi dengan berkelompok dalam jumlah yang banyak.
"Jadi kalau perilaku lumba-lumba ini selalu bergerak sepanjang tahun. Dia tak akan diam di satu tempat. Selama jalur perairan nyaman dari gangguan dan sebagainya dia akan memanfaatkan jalur tersebut," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Budhi juga menjelaskan, untuk aktivitas pariwisata seperti banyaknya kunjugan dan perahu-perahu, saat ini sedang dalam proses pembuatan dokumen Peraturan Daerah Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Perda RZWP-3-K) atau penetapan ruang.
"Ini bagian strategi untuk melindungi zona perairan mana yang dijadikan wisata bahari dan perairan yang dilindungi. Kami bicara satwa tentu tentang ketersediaan habitat dan bagaimana memastikan habitat tak terganggu. Kalau secara kebijakannya maka perlu pengaturan ruang. Ini menjadi area-area yang memang diperuntukan untuk satwa-satwa tertentu," ujarnya.(*)