Gianyar Bentuk Tim OTT hingga Libatkan Komunitas untuk Tangani Sampah

Konten Media Partner
21 Februari 2019 8:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi cepat Pemkab Gianyar tangani sampah yang menyumbat aliran sungai (dok.Pemkab Gianyar)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi cepat Pemkab Gianyar tangani sampah yang menyumbat aliran sungai (dok.Pemkab Gianyar)
ADVERTISEMENT
GIANYAR, kanalbali.com – Upaya mengatasi sampah bukan hal yang mudah. Berbagai cara ditempuh Pemerintah Kabupaten Gianyar, mulai dari penegakan hukum hingga pelibatan komunitas.
ADVERTISEMENT
“Kita bentuk Tim OTT Sampah. Tim ini gabungan dari Satpol PP dan pegawai DLH Gianyar melakukan pemantauan pada tempat-tempat yang diduga sering menjadi tempat pembuangan sampah,” kata Kepala DLH Gianyar, Wayan Kujus Pawitra, Kamis (21/2)
Biasanya masyarakat membuang sampah di TPST dadakan, seperti pinggir jembatan atau jurang yang berpotensi menjadi buangan sampah. Mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) nomor 11 tahun 2013 tentang penyelenggaraan pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga, tindakan tersebut bisa mendapat ancaman sanksi denda hingga Rp 50 juta.
Pengendalian sampah, menurutnya, mulai digeser ke desa-desa yang ada di Gianyar. Hal ini dibuktikan sejak tahun 2016, pemerintah membagikan truk sampah kepada desa-desa yang dinilai mampu mengelola sampah secara mandiri.
Anak-anak dikenalkan dengan kegiatan memilah dan mengolah sampah (dok.Pemkba Gianyar)
Tahun 2016 dihibahkan 6 truk sampah, kemudian bertambah sebanyak 21 unit truk sampah hingga tahun 2018. “Ini baru truk, belum lagi kendaraan Viar pengangkut sampah dan sumbangan dari pihak ketiga,” jelas Kujus Pawitra.
ADVERTISEMENT
Namun diakuinya, masyarakat yang membuang sampah belum sampai pada kesadaran memilah sampah, melainkan baru sebatas membungkus dan membuangnya ke TPST. Sedangkan untuk mengelola sampah tersebut, dipercayakan kepada 38 orang mandor penyapuan dan pengangkutan.
Ke-38 mandor ini mengawasi 700 orang tenaga lapangan. DLH sendiri memiliki 18 armada sampah yang setiap hari harus mengangkut sampah dua kali ke TPA Suwung. Di samping itu, kendaraan sampah Viar yang berjumlah 9 hanya memobilisasi sampah dalam perkotaan. Sedangkan rata-rata yang mesti ditangani setiap harinya berkisar 1.600 kubik.
Kabar yang menggembirakan, menurutnya, sudah lahir banyak komunitas peduli sampah di Gianyar. Bermula dari Yayasan Trash Hero Bali, kemudian lahir pula komunitas lain, seperti Toltol, Niltil Lulu, Amigos (SMAN 1 Gianyar), Komunitas Bayad Asri, Griya Luhu, Komunitas PEGO Ubud, dan komunitas lainnya.
ADVERTISEMENT
“Kita bangga dan bersyukur karena semakin banyak komunitas lingkungan yang terbentuk dan menjadi motivator lingkungan, maka akan semakin terbangun partisipasi aktif masyarakat menjaga kebersihan terutama sampah plastik,” jelas Kujus Pawitra. (kanalbali/KR11)