Harga Pakan Mahal, Peternak Ayam Petelur di Bali Terancam Gulung Tikar

Konten Media Partner
13 Agustus 2021 9:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan peternak ayam petelur di Karangasem, Bali - KR11
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan peternak ayam petelur di Karangasem, Bali - KR11
ADVERTISEMENT
AMLAPURA- Lonjakan harga pakan kian dirasakan berat oleh peternak ayam petelur di Kabupaten Karangasem, Bali.
ADVERTISEMENT
Seperti di Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Karangasem. Menurut salah-satu peternak, I Nengah Sutika, sudah ada belasan peternak yang gulung tikar.
Harga pakan ternak ayam petelur yang sudah tidak terjangkau lagi, ditambah lagi harga jual telur ayam yang justru merosot dikisaran harga terendah,” katanya, Jumat (13/8/2021).
Saat ini yang masih bertahan adalah para pengusaha besar yang memiliki ternak diatas 20.000-50.000 ekor. Sedangkan pengusaha yang memilik ternak dibawah itu sebagian besar sudah gulung tikar dan merumahkan karyawannya.
“Yang di bawah 10.000 ekor, apalagi yang hanya 4000-5000 ekor sangat sulit untuk bertahan dengan kondisi seperti sekarang ini, dengan harga pakan ternak yang sangat mahal,” sebutnya.
Jenis pakan ternak utama untuk ayam petelur adalah jagung yang nantinya dicampur dengan konsentrat dan dedak. Harga jagung inilah yang menurutnya sangat mencekik para peternak lantaran harga sulit terjangkau.
Kegiatan peternak ayam petelur di Karangasem, Bali - KR11
“Jagung harganya sekarang mahal sekali, kalau dulunya hanya Rp. 3.500 perkilo sekarang sudah Rp. 6.000 perkilo. Konsentrat juga harganya juga terus naik! Saat ini harga persaknya sudah mencapai Rp.425.000, atau naik dari harga sebelumnya yang hanya Rp.380.000,” bebernya.
ADVERTISEMENT
Pengusaha ternak ayam petelur lainnya, Ni Nyoman Sutrini, juga mengeluhkan mahalnya harga pakan ternak utamanya jagung. Saat ini dirinya bersama suami harus berjuang keras memutar otak agar usahanya bisa terus berjalan atau beroperasi. “Sekarang yang penting bisa untuk membeli pakan ternak aja pak! Biar usaha saya bisa terus jalan,” kata Sutrini.
Yang menyedihkan lagi kata dia, harga telur ayam dipasaran juga anjlok ke titik terendah. Ini juga sangat menyesakkan dada para pengusaha ternak ayam petelur di desanya. Disebutkannya saat ini harga telur di pasaran turun drastis dari awalnya Rp. 40.000/tray isi 30 butir, sekarang turun menjadi Rp. 33.000/tray.
“Itu untuk telur ukuran besar, nah untuk telur yang ukurannya sedang hingga kecil, dari awalnya Rp.33.000 per tray, sekarang malah ditawar Rp.27.000 per tray. Saya gak berani lepas kalau harga segitu karena rugi,” keluhnya.
ADVERTISEMENT
Sebenanrnya lonjakan harga pakan ternak ini menurutnya sudah terjadi sejak pandemi ini merebak, dan ironisnya lagi harga jual telur juga ikut merosot sejak awal pandemi.
Sebelum masa pandemi, para pengusaha ternak ayam petelur di Karangasem utamanya di Desa Pesedahan banyak mensuplai kebutuhan telur untuk hotel dan restoran di Bali, selain juga mensuplay pesanan telur dari pedagang di pasar tradisional. Namun sejak pandemi banyak hotel dan restoran yang tutup. (kanalbali/Kr11)