Hilang di Samudera Hindia, KM Bali Permai Tak Punya Alat Komunikasi Darurat

Konten Media Partner
9 September 2021 14:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perkiraan lokasi hilangnya KM Bali Permai - 169 di Samudera Hindia - IST
zoom-in-whitePerbesar
Perkiraan lokasi hilangnya KM Bali Permai - 169 di Samudera Hindia - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada menyebut, peralatan komunikasi yang ada di KM Bali Permai -169 tidak memadai. Akibatnya, tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengalami kesulitan dalam upaya pencarian.
ADVERTISEMENT
"Kapal tidak dilengkapi telepon satelit, alat komunikasi tidak memadai, mestinya dilengkapi radio high frequency single sideband (SSB), tapi ternyata radio arus pendek yang hanya bisa berkomunikasi dengan kapal-kapal terdekat di tengah samudra," jelasnya, Kamis (09/09/21).
Selain itu, juga tidak ada alat pemancar bahaya. "Kalau dalam keadaan darurat, tinggal dinyalakan akan terpancar oleh satelit dan termonitor oleh Basarnas, setelah dikonfirmasi perusahaan memang tidak ada kelengkapan itu," jelasnya.
Pihaknya pun mengaku kesulitan untuk memastikan apakah kapal ikan itu tenggelam atau atau terkena badai. Hal itu lantaran saat dilakukan pencarian di koordinat itu, tidak ditemukan puing-puing kapal yang tenggelam. Meski demikian pihaknya tetap melakukan monitoring melalui Vessel Monitoring System (VMS) atau tracking pemilik kapal.
ADVERTISEMENT

KM Bali Permai Hilang di Wilayah Fishing Ground

"Hasil pertemuan kami dengan pihak perusahaan, kapal-kapal nelayan lainnya juga masih berada di laut, Daerah itu merupakan fishing ground internasional," terangnya.
Rencananya, kapal-kapal itu akan kembali bersandar di pelabuhan pada awal November mendatang. Kejelasan apakah kapal itu tenggelam, ataupun masih berlayar baru dapat dipastikan saat kapal-kapal milik PT Putra Jaya Kota bersandar.
"Kepastian kami dapat setelah teman-teman rombongan sandar lagi ke Benoa, kalau tidak, berarti benar itu hilang tertelan badai," tandasnya.
Informasi hilangnya kapal ikan berwarna hijau, putih, dan merah dengan 19 penumpang itu dilaporkan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Denpasar pada Jumat (30/7/2021) siang pukul 11.30 WITA.
Yang melaporkan, Made Yudiarta dari PT Putra Jaya Kota, selaku pemilik kapal. Dalam laporannya, Made Yudiarta menjelaskan bahwa kapal ikan tersebut berangkat dari Pelabuhan Benoa menuju fishing ground pada hari Sabtu (10/7/2021). Komunikasi terakhir antara pemilik kapal dengan awak kapal dilakukan menggunakan radio pada tanggal 24 Juli 2021. Tiga hari berselang, Selasa (27/7/2021) pukul 17.21 WITA, kapal dengan call sign YE 4178 berukuran panjang 27,5 meter dan lebar 7,65 meter itu hilang kontak (lost contact). (Kanalbali/WIB)
ADVERTISEMENT