Hoaks: Bali Jadi Kota Mati Akibat Virus Corona

Konten Media Partner
10 Februari 2020 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana saat pemulangan turis China di Bandara Ngurah Rai, Bali-IST
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat pemulangan turis China di Bandara Ngurah Rai, Bali-IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terjadinya penyebaran virus Corona di Tiongkok telah menurunkan jumlah turis yang datang ke Bali. Namun tidak benar bila digambarkan bahwa Bali sudah jadi kota hantu seperti yang tersebar di media sosial.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya Bali juga tidak mati. Itu hanya informasi hoaks," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa kepada awak media usai rapat dengan stake holder dan asosiasi, di Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Denpasar, Senin (10/2/20).
“Penurunan wisatawan memang terjadi, tapi itu khusus market Tiongkok saja, sekitar 25-27%, sementara market yang lain masih on schedule, belum ada yang cancel,” bebernya.
Dari sebanyak 6,3 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali pada 2019, 1,185.000 orang di antaranya adalah wisatawan dari China.
Putu Astawa menekankan pengurangan hanya terjadi di angka 1 jutaan tersebut, namun untuk angka yang lain masih relatif aman. Selain itu, ia juga menjelaskan saat ini pihaknya tengah membidik wisatawan selain Chinauntuk datang ke Bali.
ADVERTISEMENT
“Karena kasus ini kita akan gaet wisatawan Eropa, Australia, atau Amerika untuk datang ke Bali,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa - IST
Untuk memuluskan rencana tersebut, Putu Astawa menjelaskan berbagai upaya akan dilakukan untuk mendatangkan wisman ke Bali, seperti berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengalihkan penerbangan yang semula ke Tiongkok ke Bali, membuat paket wisata murah dengan memberi diskon seperti penerbangan, hotel, travel agent, hingga atraksi wisata.
Sementara Ketua Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra membenarkan penurunan jumlah wisatawan mancanegara ke Bali, namun itu hanya untuk wisatawan Tiongkok.
“Wisatawan dari Negara lain masih ke Bali. Apalagi jika kita compare, length of stay wisman Tiongkok ke Bali sekitar 4-5 hari, sedangkan wisman Eropa, Australia, dan Amerika bisa mencapai 2-4 minggu, jadi anggap saja 500.000 wisman Tiongkok ke Bali bisa ditutupi dengan sekitar 125 ribu – 150 ribu wisman Eropa bisa mengimbangi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyatakan saat ini kita tengah membidik wisatawan yang akan berkunjung ke Tiongkok.
“Sekitar 30 juta wisman berwisata ke Tiongkok setiap tahunnya. Namun, karena kasus ini tentu saja banyak penerbangan ke sana (Tiongkok) ditutup. Jadi kita akan kerja sama dengan airlines dan travel agent untuk mengalihkan mereka datang ke Bali,” jelasnya.
Untuk memuluskan rencana tersebut, pihaknya berpendapat perlunya membangun citra Bali yang positif.
“Kita bisa undang wartawan luar negeri untuk memberitakan bahwa Bali aman dari Corona, kita bisa ajak ke rumah sakit untuk membuktikan. Setelah ada pemberitaan seperti itu, kita harap wisatawan akan nyaman untuk berkunjung ke Bali,” imbuhnya.
Selain membidik pasar mancanegara, Ricky Putra juga mengaku tengah membidik wisatawan domestik yang selama ini berkunjung ke Tiongkok.
ADVERTISEMENT
“Ada sekitar 3.000 wisawatan domestik yang ke Tiongkok setiap tahunnya. Karena musibah ini tentu saja mereka mengalihkan perjalanan mereka, untuk itu kita gaet mereka datang ke Bali juga,” tandasnya. (kanalbali/RLS)