Hujan Es di Buleleng, Bali, karena Awan Kumulonimbus

Konten Media Partner
23 November 2020 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hujan es
zoom-in-whitePerbesar
Hujan es
ADVERTISEMENT
DENPASAR- Fenomena hujan es di Pulau Bali, adalah fenomena secara umum dan lumrah terjadi. Kejadian itu karena adanya awan jenis kumulonimbus
ADVERTISEMENT
"Kalau hujan es, pada dasarnya untuk wilayah Indonesia secara umum itu bukan sesuatu luar biasa. Artinya, hal tersebut lumrah terjadi," kata Prakirawan cuaca BMKG Wilayah III Denpasar Eka Putra saat dihubungi, Senin (23/11).
Fenomena hujan es, itu diketahui terjadi di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali pada Kamis (19/11) lalu dan hujan es kedua dilaporkan terjadi di Banjar Dinas Dadap Putih, Desa Tista, Busungbiu, Buleleng, Bali, Minggu (22/11) kemarin.
Eka kembali menerangkan, kenapa fenomena hujan es lumrah terjadi. Karena, hujan es itu pada dasarnya disebabkan oleh awan jenis kumulonimbus dan di dalam awan itu memang sudah terkandung adanya unsur es.
"Kalau misal es yang jatuh dari puncak awan itu, tidak sampai meleleh atau tidak cair semua. Itu, biasanya fonemena hujan es terjadi. Jadi, masih berupa kristal-kristal (paling tidak) sebesar kelereng," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau misalkan, semua mencair makannya air hujan yang kita rasakan itu lebih dingin. Kenapa, dingin karena pencairan dari es," sambungnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa fenomena awan kumulonimbus biasanya terjadi pada musim peralihan dan musim penghujan. Pihaknya, juga mengatakan bahwa fenomena hujan es tak perlu dikhawatirkan karena di wilayah Bali bersuhu hangat dan kristal es jatuh berukuran kecil.
"Jadi kalau untuk fonemena hujan es untuk wilayah kita cenderung hangat suhunya. Paling ukuran kristalnya kecil-kecil jadi tidak terlalu berbahaya," jelasnya.
Namun, bagi masyarakat yang perlu diwaspadai dari fenomena awan kumulonimbus adalah kilat petir dan juga angin kencang berdurasi singkat.
"Kalau ada angin kencang berdurasi singkat yang biasanya perlu diwaspadai harap menghindari pohon-pohon rapuh takutnya terjadi pohon tumbang," ujar Eka. (*)
ADVERTISEMENT