Ibu Kandung Tinggalkan Bayi di RSUD Gianyar

Konten Media Partner
7 Januari 2019 6:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
ilustrasi : dok.kumparan
GIANYAR, kanalbali.com - Bayi yang lahir 17 Desember lalu di RSUD Sanjiwani Gianyar, kini sudah 20 hari ini ditinggal orang tuanya. Ibunya meninggalkan no HP, namun ketika dihubungi tidak ada balasan. Ibunya bernama Ita Wahyuni (24) asal Jember, Jatim yang diantar seorang pria bernama Joni Hambali. Informasi dari RSUD Sanjiwani Gianyar, menyebutkan Minggu (6/1) kemarin bayi ini sudah ditelantarkan selama 20 hari.
ADVERTISEMENT
Bayi ini juga mesti mendapat perawatan medis khusus, karena terlahir dengan premature. Berat bayi waktu lahir 1850 gram, sedangkan rata-rata berat bayi normal lahir berkisar 2.500-4.000 gram. Disebutkan, sejak lahir, bayi ini dalam kondisi kiritis, masuk incubator dan pemberian oksigen dan perawatan lainnya. Informasi lain menyebutkan, saat persalinan Ita Wahyuni berjalan normal. Mengingat kelahirannya premature, maka bayi ini mendapat perawatan khusus. Ita Wahyuni juga mendapat perawatan di ruang Nifas selama dua hari. Sedangkan biaya persalinan bayi ini, ditanggung oleh seorang ibu yang hendak mengadopsi bayi ini. Setelah dua hari, kondisi ibu bayi membaik dan langsung meninggalkan rumah sakit. Sayangnya, setelah membayar biaya persalinan, perempuan yang hendak mengadopsi bayi ini juga tidak pernah muncul lagi. Hal ini dimungkinkan karena, diketahui bayi tersebut premature, sehingga niat untuk mengadopsi juga dibatalkan. Karena tidak ada yang menunggu dan membezuk, pihak rumah sakit menghubungi Dinas Sosial Gianyar untuk mencari jalan keluar persoalan tersebut. Kadissos Gianyar, I Made Watha ketika dikonfirmasi menjelaskan sejak menerima laporan bayi terlantar itu dari pihak rumah sakit, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah prioritas terhadap bayi malang tersebut.
ADVERTISEMENT
Mulai dari pemenuhan kebutuhannya selama mendapat perawatan di rumah sakit. “Syukurnya, selama ini banyak pihak yang prihatin dan menyumbang untuk keperluan bayi selama dirawat dan banyak pihak yang membantu mulai dari paramedis dan masyarakat lainnya,” terang Watha. Dirnya juga banyak mendapat permintaan agar diijinkan untuk mengadopsi bayi tersebut. Namun dirinya tidak mengiakan, mengingat dirinya masih focus untuk perawatan bayi sampai sembuh. “Saya ingin memastikan bayi ini mendapat perawatan yang terbaik. Begiti stabil, barulah kami memikirkan langkah selanjutnya," katanya. (kanalbali/KR11)