
Setelah mendapatkan vaksin rabies, sebagian besar anjing langsung diadopsi oleh para pecinta binatang. "Setelah kita vaksin dan kasi makan sudah ada yg mengambil untuk dipelihara, sekarang hanya 63 ekor yang tersisa" kata Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali dengan Dinas Pertanian, Wayan Sunada, Jumat, (4/11/2022).
Ia menjelaskan bahwa penyisiran anjing liar telah dimulai sejak Mei 2022, dan lebih dioptimalkan lagi pada Oktober 2022. Anjing-anjing tersebut ditampung di shelter yang berlokasi di daerah Ungasan.

Guna menghindari gigitan anjing rabies terutama saat perhelatan G20, pihaknya meminta agar masyarakat memelihara anjing di dalam kandang. Ia pun menegaskan agar masyarakat tidak membuang anjing sembarangan. Karena hal ini juga dinilai berpotensi membawa penyakit rabies.
"Ada loh pembuangan anjing tidak bertanggung jawab, mereka buang di laut, pasar, dan TPA. Ini otomatis akan berpotensi membawa penyakit rabies," imbuhnya.
Menurut penuturannya, anjing yang sudah mendapatkan vaksin rabies di Bali Selatan telah mencapai 60 persen. Sedangkan, di masing-masing Kabupaten/kota telah dibentuk posko rabies dan sudah melatih tim siaga rabies untuk melakukan vaksinasi rabies.
"Dosis vaksin rabies yang masih di posko provinsi itu sekitar 10 ribuan. Kalau punya anjing, bisa dibawa ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali untuk mendapatkan vaksin secara gratis," kata dia. (Kanalbali/LSU)