Keluarga Ikhlaskan Kematian Penari yang Tertusuk Keris saat Ritual Adat di Bali

Konten Media Partner
6 Februari 2021 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi
ADVERTISEMENT
BADUNG- Pihak keluarga berusaha mengiklaskan kepergian I Gede Nanda Eka Prasetya (16) penari Rangda yang tewas tertusuk keris saat upacara Napak Bumi, di Jl Sutomo Nomor 44, Banjar Blong Gede, Pemecutan Kaja, Denpasar, Bali Kamis lalu.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat bangga punya cucu seperti itu, hanya saja sangat disayangkan kepergiannya begitu cepat di usia yang masih sangat belia," ungkap I Nyoman Suardana, keluarga dekat Gede Nanda, saat diwawancarai Sabtu (06/02/21).
Keluaga berusaha tabah dengan kepergiaanya. "Ia pergi meninggalkan kita saat ngayah, mungkin jalan yang harus ditempuh memang seperti ini," tambahnya.
Sementara suasana berkabung nampak menyelimuti rumah duka yang terletak di Jl Tuka, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung itu. Hari ini, kerabat kawan dan warga datang berkunjung untuk menyampaikan bela sungkawa. Jenazah korban telah diambil dari RSUD Wangaya, rencananya esok akan dilakukan prosesi pengabenan.
Pemuda yang masih duduk di bangku SMK kelas X itu, kenang Suardana, merupakan sosok cucu yang berbakat dalam seni khusnya tari. Sejak usia belia ia telah dapat menarikan berbagai tarian topeng tradisional, serta memainkan gamelan tradisional Bali. "Sejak kelas lima SD sudah biasa tampil dimana-mana," kenangnya.
ADVERTISEMENT
Di rumah, ia tinggal bersama nenek dan seorang adik perempuan, sementara kakek serta ayahnya telah meninggal beberapa tahun yang lalu. "Sekarang yang tersisa tinggal nenek dan adik yang baru kelas 5 SD," tambahnya.
I Nyoman Suardana adalah adik dari nenek korban. Ia bercerita, mendiang merupakan sosok cucu yang sangat diandalkan dalam keluarga. "Cucu kami ini sangat diandalkan oleh orang tua, kadang melatih tabuh diberi upah sekedar, kemudian diberi ke keluarga, sering mengantar nenek ke pasar, ke pura, tentu kami sangat menyayangkan kepergiannya," ucapnya lirih.
I Nyoman Suardana menjadi juru bicara keuarga - IST
Sebelum kejadian naas itu terjadi, Suardana bercerita, Nanda sempat pamit ke keluarga jika ia akan melakukan pentas, hanya saja keluarga tidak ada yang hadir menyaksikan. "Saya bahkan tidak tau cucu saya mau pentas, dia katanya sejak pagi sudah mepekiling dan nunas ica (memohon izin secara gaib-red)," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pun pihak keluarga memohon doa pada proses pengabenan terhadap Nanda. "Besok akan menjalani proses mesangi (potong gigi-red) dulu baru kemudian diaben, Kami meohon doanya semoga besok bisa berjalan baik dan lancar semoga beliau diterima yang maha kuasa," terangnya
Ia pun berpesan, semoga ini adalah kejadian terakhir, ia tidak mau lagi ada anak muda yang terkena musibah seperti itu. "Cukuplah sampai disini, kami tidak ingin memperpanjang masalah ini karena kami sudah banyak kehilangan, kami berusaha mengiklaskan kepergian Nanda," pungkasnya. (Kanalbali/WIB)