Kenaikan Turis Cina Tak Memberi Keuntungan bagi Bali

Konten Media Partner
10 Januari 2020 17:45 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
kenaikan jumlah turis Cina ke Bali tidak otomatis untungkan Bali
zoom-in-whitePerbesar
kenaikan jumlah turis Cina ke Bali tidak otomatis untungkan Bali
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu Januari hingga November 2019, sudah ada 1.102.292 wisatawan asal Cina berkunjung ke Bali. Namun, kuantitas itu tak diiringi dengan kualitas wisatawan yang memberi penghasilan bagi pariwisata Bali.
ADVERTISEMENT
"Ada pola travel agen Cina mendatangkan wisatawan ke Bali. Wisatawan diajak ke artshop, atau ke restoran-restoran Cina yang ada di Bali. Pajaknya memang bayar, tapi uangnya lari ke Cina lagi," ujar ketua DPD Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Bali I Nyoman Nuarta, Jum'at (10/1).
ketua DPD Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Bali I Nyoman Nuarta-ACH
"Ini yang dimaksudkan Bali tidak mendapatkan benefit yang banyak walaupun kedatangan wisatawan China juga banyak. Kontribusi atau imbal baliknya sedikit," terang Nuarta.
Ada banyak faktor yang menyebabkan kunjungan wisatawan asal Cina menurun dari segi kualitas utamanya dalam memberikan kontribusi ekonomi ke Bali. Salah satu yang paling gamblang menurut Nuarta adalah banyaknya Biro Perjalanan Wisata (BPW) yang pemodalnya orang Cina dan tak memiliki izin di Bali. "Banyak sekali, tapi jumlah datanya kami tidak bisa menyebut sekarang. Intinya hampir separuh BPW di Bali ini itu tak memiliki izin," jelas Nuarta.
ADVERTISEMENT
BPW ilegal itu menurut Nuarta, tumbuh dan bekembang pesat kala menteri pariwisata sebelumnya Arief Yahya mengeluarkan kebijakan dengan menargetkan 20 juta wisman berkunjung ke Indonesia. Dari target fantastis itu kemudian, segmen yang paling memungkinkan untuk banyak mendatangkan wisman yakni Cina dan India.
"Tapi ketika target itu tidak diiringi dengan pola pemahaman terhadap bisnis orang Cina, ditambah lagi pemantauan terhadap benifit yang masuk ke Indonesia khusunya Bali tak pernah di Pantau, itu kemudian yang menjadi persoalan," paparnya.
Tentu perlu langkah yang kongkret untuk menyelesaikan persoalan kualitas wisatawan asal Cina ini. Sebab menurut Nuarta, jika hal ini dibiarkan bisa saja negara-negera lain dengan jumlah penyumbang wisatawan besar seperti India bisa meniru langkah nakal Cina.
ADVERTISEMENT
"Saat ini hanya pada wisatawan China. Nanti kalau dibiarkan akan merambat ke India atau lainnya. Bali pasti dibuat murah-murahan," ujar Nuarta. Menurutnya, langkah yang berkesinambungan harus dilakukan oleh banayak pihak mulai dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menindak tegas BPW ilegal yang sudah menjamur di berbagai tempat di Bali.
"Selama ini memang sudah ada penertiban dari Satpol PP, tapi itu tidak bekerlanjutan. Makanya saya harapkan seluruh stakeholder harus betul-betul bekerja dan berkomitmen. Jangan hanya sebatas di omongan saja. Harus betul-betul tereksekusi," jelasnya.
Apalagi menurut Nuarta, wisatawan Cina cara berpikirnya sangat detail. Ketika aturan mengenai metode pembayaran dan lainnya yang membuat Bali untung tidak dilakukan dilakukan dengan cara berkelanjutan, maka meraka dengan cepat akan memanfaatkan ruang itu. (Kanalbali/ACH)
ADVERTISEMENT