news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Pasutri Tunanetra di Bali: Kenal di FB, Kala Menikah Walinya Beda Agama

Konten Media Partner
5 Februari 2021 10:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pernikahan Julius dan Mersiana pada Jumat (22/1) di Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar - IST
zoom-in-whitePerbesar
Pernikahan Julius dan Mersiana pada Jumat (22/1) di Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Sudah genap 2 minggu sejak Julius dan Mersi mengikatkan tali cinta mereka dalam biduk perkawinan di Paroki Roh Kudus Katedral, Denpasar. Namun keduanya masih terus terbayang-bayang oleh suasana kebahagiaan pada saat itu.
ADVERTISEMENT
"Terimalah cincin ini sebagai lambang cinta dan kesetiaanku kepadamu dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amin". Begitu kata-kata yang terus terngiang di pendengaran sang suami Julius Kai Luli Rianghepat (31) dan ia ungkapkan kembali saat wawancara Jumat (5/2/2020).
Pernikahannya dengan Mersiana Fatima (29) memang terasa istimewa. Bukan sekedar karena keduanya adalah penyandang tuna netra, tapi juga karena wali dari pihak Julius adalah seorang muslim meskipun dilangsungkan di gereja.
"Karena situasi orang tua saya bekerja di Malaysia dan tak bisa ke Indonesia karena pandemi COVID-19, akhirnya paman saya bersedia menjadi Wali dalam pernikahan saya. Paman bersama istrinya," terang Julius.
Julius yang berasal dari Adonara Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur itu menceritakan awal mula mengenal Mersi adalah lewat media sosial Facebook pada tahun 2015. Mereka berdua terbantu dengan layanan aksesibilitas khusus bagi penyandang disabilitas di Smartphone.
ADVERTISEMENT
"Dari sana kemudian kita mulai saling mengenal satu sama lain, obrolan yang awalnya hanya sebatas aktivitas sehari-hari mulai berubah menjadi obrolan yang mengarah ke jenjang yang lebih serius," kata Mersi melanjutkan cerita Julius.
Pernikahan Julius dan Mersiana pada Jumat (22/1) di Paroki Roh Kudus Katedral Denpasar - IST
Mersi sendiri, juga berasal dari Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Saat ia melepas masa sekolah menengah atas, Mersi memutuskan untuk bekerja di Bandung atau sekitar 7 tahun terakhir ini. Ditengah keadaan yang masih menetap di Bandung, Mersi pun ingin melihat keseriusan Julius setelah setelah lebih dari tiga berkomunikasi melalui dunia maya.
“Saya tidak mau cari pacar, saya mau cari istri, akhirnya dia (Mersi) bilang kalau mau cari istri, kamu ke Bandung saja, buktikan ke saya, Akhirnya saya bertekad sendiri ke Bandung menemui dia," kenang Julius.
ADVERTISEMENT
Saat berkunjung Bandung, perjuangan Julius tidaklah mudah. Sempat salah naik angkutan umum yang menyebabkan harus menempuh perjalanan selama 6 jam ke tempat Mersi Tinggal. Padahal menurut cerita Mersi, perjalanan hanya ditempuh kurang dari 2 jam.
Kini, Mersi sudah keluar dari pekerjaannya di Bandung dan ikut suami sebagai nahkoda cintanya di Bali. Julius sendiri pandai bermain musik, ia memiliki bakat anugerah dari Tuhan yang terus ia asah hingga sekarang.
Julius mendapat pemasukan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dari hasil bermain musik di sebuah restoran di Denpasar. Ia diberikan talenta dan suara yang enak didengar, alhasil Julius mendapat kesempatan setelah Pemerintah Kota Denpasar membuka lowongan pekerjaan bagi kaum disabilitas, Julius direkomendasikan hingga lolos terpilih menjadi seorang broadcaster di RPKD.
ADVERTISEMENT
"Jadi penghasilan saya dari siaran atau kadang bermain musik di restoran kalau sebelum pandemi, puji tuhan semuanya cukup sampai hari ini, dan semua pernikahan saya dan Mersi diberkati," harapnya.
Rahman Sabonnama (ujung kanan) bersama kedua mempelai dan istrinya (ujung kiri) - IST
Wali Beda Agama
Mengenai acara itu, Rahman Sabon Nama yang adalah seorang muslim mengaku sangat bahagia menjadi wali bagi Julius. "Orang tua Julius tidak bisa datang karena pandemi COVID-19, sebenarnya yang jadi wali sesama Katolik, tapi keluarga di Adonara khawatir pandemi COVID-19, maka saya dan istri yang jadi Wali nya," katanya.
Pihak gereja, menurutnya, sama sekali tak keberatan dengan keberadaannya sebagai wali selama telah disepakati oleh kedua mempelai. Dia sendiri tak merasa risih karena dalam keluarga besarnya juga banyak yang beragama Katolik sehingga sudah terbiasa melihat tradisi di gereja.
ADVERTISEMENT
Rahman bercerita, secara pribadi ia mengenal sosok Julius sejak masih kecil. Sejak Julius memutuskan untuk pindah ke Bali, ia langsung mengantarkannya asrama Dria Raba untuk tuna netra di Jl. Sudirman Denpasar. Setelah lulus dari asrama, Julius, lanjut Rohman memilih untuk hidup mandiri.
"Waktu dia pergi ke Bandung mencari Mersi juga saya sempat marah karena saya khawatir dia hilang. Begitu pula ketika dia menelepon saya melaporkan mereka mau ikut kursus perkawinan, saya juga marah karena orangtua Mersi belum diberitahu. Tapi dia mengatakan sudah menelepon orang tua perempuan," terangnya.
"Setelah Saya bertemu mereka di gereja, malamnya barulah saya menelpon orang tua Mersi di Manggarai untuk menyampaikan rencana pernikahan mereka dan berjanji sebelum keduanya menikah 22 Januari 2021, ada utusan dari keluarga Julius di Adonara untuk menemui orang tua Mersi di Manggarai. Syukurlah pada 09 Januari 2021, ada utusan dari Adonara menemui orangtua Mersi di Manggarai. Dan semua berjalan dengan baik," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun memberikan doa yang sangat dalam kepada Julius dan Mersi agar bisa menjadi keluarga yang selalu diberkati tuhan. Menurutnya, kisah perjuangan kehidupan Julius selama ini memberikan banyak pelajaran kepada keluarga maupun orang sekitarnya tentang gigihnya menjalani hidup di tengah keterbatasan yang ada. (Kanalbali/ACH)