Konferensi Komunikasi Internasional Bahas Teknologi 5.0

Konten Media Partner
15 Oktober 2019 21:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Dr. Dorien Kartikawangi (kanalbali/KR14)
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Dorien Kartikawangi (kanalbali/KR14)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR, kanalbali - International Communication Association (ICA) akan kembali menggelar konferensi rutin berskala internasional di Bali. Konferensi ini akan banyak membahas mengenai perkembangan teknologi seperti artificial intelligence, big data, dan internet of things yang kini kian pesat.
ADVERTISEMENT
" Ironisnya pada saat yang sama kegagapan masyarakat dunia terhadap perkembangan ini," kata Ketua Steering Committee ICA Regional Conference 2019 Dr. Dorien Kartikawangi di Nusa Dua, Bali, Rabu (15/10).
Konferensi komunikasi internasional kali ini mengusung tema “Searching for the Next Level of Human Communication: Human, Social, and Neuro (Society 5.0) . "Tentu akan dibahas sejauh mana tantangan, resiko dan peluang yang muncul bisa disikapi dengan baik oleh masyarakat dunia, tidak saja di negara-negara barat, tetapi juga masyarakat di belahan timur dunia,"jelasnya.
Kegiatan selama dua hari tersebut terbagi dalam tiga agenda utama, yaitu seminar dan kuliah ahli, serta presentasi hasil penelitian dari peserta. Seminar di hari pertama membahas “Transformational Era: Anticipating Society 5.0 for Sustainability”, sedangkan seminar di hari kedua mengulas tentang “Networking in the Era of Transformation Toward Society 5.0”.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Dorien mengatakan pengaruh baik positif, maupun negatif sudah terlihat dan kita rasakan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Mulai dari perubahan cepat di sektor pendidikan, ekonomi, komunikasi, bisnis, dan dunia medis hingga sektor transportasi.
"Selain itu, pada saat yang sama sisi negative juga membayangi. Contohnya keberadaan Bioteknologi yang melanggar etika, Artificial Intelligence (AI) menyebabkan kehilangan pekerjaan, Sosmed yang menyebabkan Cyber Bullying dan berita-berita menghasut, bahkan Organisasi bisa mati karena gagal beradaptasi, dan meluasnya Cybercrime di dunia,” tambahnya.
Hal ini penting untuk diketahui bersama, mengingat globalisasi selain menghubung dan mendekatkan kalangan masyarakat di berbagai belahan dunia, namun juga melahirkan ketidakpastian yang besar. Bagaimana masyarakat menyikapinya secara sehat dan tentunya bentuk-bentuk kerjasama dan pemberdayaan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Konferensi komunikasi internasional Loina Paranginangin M.Si mengatakan, konferensi nantinya akan dibuka oleh Gubernur Bali Dr.Ir. I Wayan Koster.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudi Antara menjadi pembicara kunci. Sementara itu, materi akan disampaikan para pakar komunikasi internasional dari Amerika Serikat, Eropa (Jerman dan Belanda), China, Jepang, Korea, Australia, Filipina, Singapura, Thailand serta negara ASEAN lainnya, dan Indonesia sendiri selaku tuan rumah.
“Total jumlah peserta yang hadir tercatat sebanyak 250 orang yang tediri dari para akademisi, peneliti dan praktisi public relations serta pebisnis dari bebagai negara,” kata Loina.
Adapun pembicara asing antara lain, Prof. Terry Flew yang juga President of ICA Queensland University of Technology , Australia, Prof. Peter Monge dari University of Southern California, Prof. Janet Fulk - University of Southern California (keduanya dari USA), dan Prof. Martin Loéffelholz – Technische Universitas Ilmenau, Jerman.
ADVERTISEMENT
Dari Asia menghadirkan Rowena Capulong Reyes, PhD – PACE, Philippines, Prof. Jantima Kheokao – ANPOR, Thailand dan Prof. Changfen Chen – APCA, China. Sementara dari Indonesia sendiri, selain pakar komunikasi juga sejumlah praktisi public relations dan pemimpin perusahaan tampil sebagai pembicara. (kanalbali/KR14)