Korban Pelecehan Saat Rapid Test di Bandara Soetta Alami Depresi

Konten Media Partner
23 September 2020 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi : perempuan korban pelecehan seksual - IST
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi : perempuan korban pelecehan seksual - IST
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual saat menjalani rapid test di Bandara Soekarno-Hatta kini berada dalam kondisi depresi dan tertekan. Dua lembaga advokasi perempuan di Bali kini telah melakukan pendampingan.
ADVERTISEMENT
"Ini sudah ditahap penyelidikan berarti korban sudah melapor. Pendamping hukumnya dari kami LBH Apik Bali, pendamping psikologinya dari TP2PTA Kabupaten Gianyar ," Ketua LBH Apik Bali Ni Luh Putu Nilawati, Rabu (23/9).
Saat ini, menurutnya, korban masih agak tertekan seperti depresi ketakutan, kalau berangkat kemana sendirian."Dari segi psikologi seperti itu, tapi dari unsur pasal sudah memenuhi dan polisi sudah berkoordinasi dengan jaksa. Apa saja yang kurang nanti dipenuhi," ujarnya.
Nilawati juga menyampaikan, bahwa saat pihak kepolisian mengambil keterangan pada korban pihaknya juga ikut mendampingi. "Kemarin, saya lihat penyidik Polda Metro sedang mengambil baju, pakaian yang dia kenakan saat dia dilecehkan pelaku yang mengaku dokter ini," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, bahwa saat ini korban tinggal sementara di Bali. "Dia ada kunjungan ke Bali, sekarang menginap di Bali," ujarnya. "Pendampingan kami sampai penyelidikannya di Bali saja. Nanti kalau dia sudah kembali ke Jakarta mungkin kami rujuk LBH Apik Jakarta atau LBH Apik Banten yang berdekatan dengan bandara," ujar Nilawati. ( kanalbali/KAD )
ADVERTISEMENT