Kurangi Plastik di Selat Bali, Banyuwangi Pasang 300 Jaring di Aliran Sungai

Konten Media Partner
25 Maret 2022 12:26 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah plastik di Pantai Kuta yang setiap tahun datang ke Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Sampah plastik di Pantai Kuta yang setiap tahun datang ke Bali - IST
ADVERTISEMENT
BADUNG, kanalbali.com - Sampah plastik di Selat Bali menjadi masalah musiman karena setiap tahun selalu hanyut mengotori pantai di Selatan Bali. Untuk menguranginya, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, telah memasang hampir 300 jaring di aliran sungai yang mengalir ke selat itu.
ADVERTISEMENT
"Kita dibantu Sungai Watch. Mereka telah ke Banyuwangi dan melakukan pemetaan sungai-sungai mana saja yang harus dipasang barrier.," kata Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, Dwi Handayani, saat ditemui di Kuta, Bali, Jumat (25/3).
Selain untuk kepentingan Bali, Banyuwangi sendiri memiliki 175 kilometer garis pantai. "Jadi ini tanggung jawab bersama karena ketika musim angin tiba baik angin barat maupun angin timur banyak pantai di kedua wilayah akan dipenuhi sampah," katanya.
"Kalau ada angin ke timur jadi sampahnya ke Bali. Kalau anginnya ke barat berarti ke Banyuwangi," tegasnya.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, Dwi Handayani - IST
Sementara, untuk penanganan sampah di Banyuwangi, pihaknya telah membangun 18 TPS dan juga mengedukasi masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik. "Kalau di Banyuwangi hotel-hotel masih belum banyak. Jadi yang mendominasi (sampah) di Banyuwangi masih sampah organiknya," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyebutkan, untuk selama ini pihaknya belum ada kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bali, untuk mengatasi sampah ke laut terutama ke Selat Bali. Namun, untuk kedepannya kerjasama itu tentu akan dilakukan.
Sementara Muhamad Suhendar selaku Koordinator Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kemenko Marves mengatakan, untuk target Indonesia bebas sampah plastik di laut adalah tahun 2025.
Menurutnya, selama ini sudah banyak upaya yang telah dilakukan dan hal itu bisa diukur dari nilai hasil kajiannya dengan adanya lembaga TPS3R dan pihaknya berharap pada tahun 2025 mendatang sampah plastik di laut dapat mengalami pengurangan hingga 75 persen.
Selain itu, dengan adanya momentum KTT G20 di Bali dengan sinergitas baik pemerintah daerah maupun masyarakat agar lebih care atau peduli dengan kondisi sampah di Bali dan khususnya di Indonesia. (kanalbali/KAD)
ADVERTISEMENT