Lewat Petunjuk Magis, Situs Kuno yang Terkubur Lahar Diduga Ditemukan di Bali

Konten Media Partner
26 Mei 2020 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses penggalian situs di Kamasan, Klungkung, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Proses penggalian situs di Kamasan, Klungkung, Bali - IST
ADVERTISEMENT
Warga Kabupaten Klungkung, Bali, digemparkan dengan penemuan tempat suci berupa tugu setinggi 2 meter lebih dengan dasaran empat meter tertanam di bawah tanah di bekas alur Sungai Unda Barat, Tempek Pemedilan, Subak Pegatepan Banjar Griya, Desa Kamasan, Klungkung.
ADVERTISEMENT
Temuan ini adalah sebuah berkah yang memang sedang dicari oleh pengempon pura Puseh Katyangan Desa Kamasan, dengan petunjuk cerita orang tua dan petunjuk dari magis.
“Kami cari-cari bersama titik-titik tempat suci yang telah hilang dulu karena adanya aliran sungai Unda yang besar akibat dari Aliran lahar dingin tahun 1963 silam,” ujar klian Pura, Ida Bagus Danendra, saat ditemui di lokasi Selasa (26/5).
Kondisi bagian atas situs saat ditemukan - ISt
Menurutnya penemuan tidaklah mudah. Karena sudah lama terkubur pasir di alur sungai, persis di bawah tebing setinggi sekitar tujuh meter. Palinggih (bangunan suci) ini sempat tertimbun sejak tahun 1963 ketika terjadi erupsi Gunung Agung.
"Di sini dulu alur sungai. Di sebelahnya ada palinggih. Sementara di hilir ada aungan (terowongan), dikenal sangat angker. Palinggih ini erat kaitannya dengan Pura Puseh Katyagan," kata mantan Perbekel Kamasan ini.
ADVERTISEMENT
Pihaknya harus melibatkan cukup banyak pekerja untuk melakukan penggalian. Proses itu dilakukan sejak 26 April lalu hingga sedalam dua meter lebih. Bahkan, beberapa kali gagal menemukan palinggih itu, karena titik galinya tidak tepat. Namun, setelah dicoba beberapa kali, akhirnya pekerja itu menemukan bagian atas palinggih, sejak H-2 sebelum perayaan Idul Fitri.
"Tepat saat Tilem (bulan mati), palinggihnya baru ditemukan. Saya lega. Berarti cerita tetua maupun petunjuk niskala yang kami dapatkan tentang keberadaan palinggih ini, benar adanya," jelas Danendra.
Dia belum bisa menjelaskan bagaimana kaitan sejarahnya, antara palinggih ini dengan Pura Puseh Katyagan. Ia mengaku hanya mendapatkan petunjuk ketika ingin menyusun purana pura, harus menemukan lebih dulu, keberadaan lima palinggih tua yang berkaitan dengan Pura Puseh Katyagan.
ADVERTISEMENT
Antara lain, selain Palinggih Bedugul ini, sisanya ada Palinggih Pemajangan, Palinggih Gunung Batur/Lebah, Palinggih Surya, Akasa, Langit dan Bulan, terakhir Palinggih Pilah/Batu Lapak. Ini belum ditemukan dan juga sedang dilakukan penggalian.
Rencananya Pura Puseh Katyagan melaksanakan karya agung pada 7 Oktober nanti. Tetapi, karena terjadi pandemi Covid-19, rencana karya agungnya juga terpaksa diundur menjadi 31 Desember 2021. Sehingga, pihaknya terus berupaya merampungkan purananya lebih dulu dengan melakukan penggalian terhadap keberadaan lima palinggih yang berkaitan dengan pura dang kahyangan ini.
Ida Bagus Danendra -IST
"Setelah palinggihnya ditemukan, selanjutnya akan kami tata dan ngaturang sesaji. Camat dan dinas terkait juga sudah kami informasikan. Barangkali ada pautan sejarah yang perlu digali bersama," tegasnya.
Camat Klungkung Komang Gde Wisnuadi dan Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Klungkung, juga sempat turun ke lokasi, Selasa (26/5). Kabid Cagar Budaya Wayan Sumerta, didampingi Kasi Pendataan dan Registrasi Cagar Budaya Made Gede Sarjana, mengatakan akan bersurat kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali berkaitan dengan upaya pelestariannya dan Balai Arkeologi Bali berkaitan dengan proses penelitian lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Dia berharap upaya ini dapat membantu warga sekitar maupun pengempon pura untuk mengungkap lebih jauh berkaitan dengan keberadaan palinggih ini. (kr7)
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!