Masekepung Hidupkan Genjek dalam Instrumen Modern

Konten Media Partner
12 November 2018 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
PERSONEL Masekepung (kiri-kanan) Dek Wis (bass), Dek Ryos (gitar, vocal) dan Lenjong (jimbe)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com --- Setelah sukses merilis album "Masekepung" (2017), kini band yang berasal dari Sukawati, Gianyar ini kembali menyapa penggemarnya lewat album ke -2 yang diberi tajuk "Magibung".
"Kami rilis pada jumat, 9 november lalu sekaligus merayakan hari jadi kami ke -5 dan album ini adalah komitment kami dalam bermusik,"kata Kadek Ryos sang vocalis, Senin, 12/11
Band yang beranggotakan tiga pemuda asli Gianyar ini Kadek Ryos (vocal dan gitar), Dek Wis (Bass) dan Lenjong (Jimbe) serta 20 sekaa cak ini tetap mengusung genre accoustic genjek modern yang mengangkat berbagai kisah kehidupan sosial.
Album yang memuat delapan lagu itu tersedia dalam bentuk fisik dan dijual berbarengan dengan marchendese dari Masekepung. "Kami masih sama seperti awal kemunculan dan lebih dewasa,"imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Diangkatnya "Megibung" menurut Ryos sebagai gambaran dalam keseharian mereka yang mencari persaudaraan dan menjalin hubungan. "Inikan sebagai bagian tradisi Bali juga, yang telah dikenal adalah makan bersama maknanya adalah menjaga persaudaraan dan mempereratnya. Begitu juga album ini,"paparnya.
Megibung juga menururtnya sebagai gambaran dari band Masekepung yang telah berkumpul sejak 9 november 2013 itu. "Megibung itu duduk bersama memutar dan makanan berada ditengah, kami pun begitu dan kami adalah saudara tanpa ada unsur yang berbeda,"imbuhnya.
Di album kedua ini, ada delapan lagu yang mereka rangkum, yakni Swastiastu, Crit, Bajang Jegeg Abiansentul II, Banyak Raga Satu Jiwa, Menceng, Kene Carane, dan Mulih. Dari semua lagu, hanya Bajang Jegeg Abiansentul II yang mengangkat tema percintaan, sisanya tentang tradisi, sosial, dan cerita keseharian.
ADVERTISEMENT
Menariknya, lagu ini sangat imajinatif. Dari tokoh, alur, sampai tempatnya pun fiksi. "Lagu ini khayalan saja alias fiktif kalaupun ternyata ada kesamaan ya itu hanya kebetulan saja,"kata dia.
Ada yang spesial di album ini, dimana mereka membuat satu lagu yang berjudul "Banyak Raga Satu Jiwa" yang mereka persembahkan secara khusus untuk para fansnya. "Kita tanpa fans bukanlah siapa-siapa,"tegasnya.(kanalbali/GAN)