'Mejangeran' Jadi Single Perdana Keroncong Jancuk,

Konten Media Partner
22 Mei 2018 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'Mejangeran' Jadi Single Perdana Keroncong Jancuk,
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
PERSONEL Keroncong Jancuk Ngurah Ngodel (kendang) Diah (vocal) dan Gus Bajra (suling), Yoga Tocat (ukulele cak) Dka Pa jul (ukulele cuk) Gede Phaii (gitar), Mang Pur (bass), Eka Saputra (drum) dan Ngurah Godel (kendang). (kanalbali/GAN)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com -- Genre musik keroncong popularitasnya kalah jauh dibanding Pop atau Reggae. Tapi sekelompok anak muda di Bali berusaha membangkitkannya dengan meramunya dengan berbagai aliran musik.
Itulah dia kelompok yang menamakan diri 'Keroncong Jancuk'. Band yang berdiri pada Desember 2017 ini pun tidak sekedar ini pun membuktikan diri dengan meluncurkan single perdananya yang bertajuk 'Mejangeran'.
Menurut Gede Phaii gitaris dari band itu, lagu berdurasi 5 menitan itu mengambil kisah tentang kehidupan sosial di masyarakat dan di balut dengan konsep film pendek untuk video clipnya. "Kami ingin tampil beda, sebab kami rasa masyarakat mulai bosan dengan hal yang monotone, jadi sekali mendengar lagu sekaligus menonton film,"tandasnya.
Filmnya sendiri menurut Phaii dibuat dengan latar Kerajaan Sukawati. "Jadi bukan berfokus pada kerajaannya tapi lebih ke kisah masyarakatnya,"imbuh pria yang juga seorang photographer ini.
ADVERTISEMENT
BACA JUGA :
Ditanya tentang pemilihan nama, Phaii mengaku jika nama itu diadaptasi dari seorang pelukis asal Jerman yang bernama Dancox. "Selain itu saat penjajahan pun ada nama tank yang bernama Jancox,"katanya lagi.
Mengenai rencana ke depan dalam berkarya, Phaii mengaku hanya memilih untuk tetap fokus dalam berkarya bersama group teman-temannya dan getol memperkenalkan genre yang masih cukup asing ditelingan masyarakat. "Ini masih sedikit yang bawain, jadi kami sekaligus mencuri hati masyarakat dulu,"tandasnya.
Keroncong Jancuk juga menggabungkan beberapa musik etnik mulai dari jaipongan hingga tradisi Bali sebagi sebuah eksperimen.
Phaii mengatakan jika di setiap perfome mereka selalu menggunakan pakaian tradisional Bali dan diikuti oleh penampilan ttari Joged Bumbung. "Kami sekaligus ingin kampanyekan jika joged bumbung itu tidaklah senegatif yang diberitakan itu hanyalah ulah oknum,,"tutupnya. (kanalbali/GAN)
ADVERTISEMENT