Menggelar Mural, Menyelamatkan Laut dan Bumi

Konten Media Partner
16 Februari 2020 9:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mural  'Aku Alam, Alam Aku' karya Matter Studio yang menjadi juara pertama - KR14
zoom-in-whitePerbesar
Mural 'Aku Alam, Alam Aku' karya Matter Studio yang menjadi juara pertama - KR14
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tembok panjang sekitar 30 meter setinggi 2,5 meter yang menjadi pembatas area Kantor Yayasan Manik Bumi, Buleleng kini berhias 13 mural. Itu adalah karya 12 peserta lomba tingkat nasional yang digelar LSM lingkungan ini ditambah 1 karya Mike, vokalis band Marjinal.
ADVERTISEMENT
Tema yang diangkat seluruh peserta adalah soal penyelamatan laut dan bumi, khususnya dari sampah plastik. Seperti karya Tata Wijana Warsita dan Imanda Dea Sabiella dari Matter Studio yang menjadi pemenang lomba itu.
Mereka bercerita tentang perlunya keseimbangan antar manusia sebagai mirokosmos dan alam makrokosmos yang merupakan satu kesatuan. "Ketika kita menyadari alam itu kita dan kita itu alam kesadaran untuk menjaga lingkungan akan tercipta dengan sendirinya," ujar Tata.
Wijana Warsita dan Imanda Dea Sabiella dari Matter Studio - KR14
"Ini kali pertamanya kita ikut kompetisi mural. Kita tertarik dengan isu yang dilombakan oleh Manik Bumi ini, ada kesamaan visi dalam karya kami,"tambah Manda. Dijelaskan oleh Manda, Matter Studio telah cukup lama berdiri, selain itu juga tidak hanya begelut dengan seni grafis saja." Selain mural, juga seni pertunjukan, dan film pendek,"imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Mereka berdua, mengakui belajar mural dan seni ilustrasi lainya secara otodidak. Pengalaman menjadi guru utama mereka dalam berkesenian. Tata sebelumnya memang bergelut dalam bidang grafis, sedangkan Manda merupakan lulusan manajemen bisnis Institut Tekologi Bandung. Kendati demikian, hal itu tak menjadi dising pembatas mereka dalam berekpresi.
Menurut perupa, Janggo Pramartha yang menjadi juri, kemenangan itu karena secara tematik artistik berhasil dieksekusi dengan baik. "Disitu ada oroginalitas dan kedalaman makna," ujarnya. "Poinnya adalah orang bisa menoleh sekali tapi dan langsung tau maksud dari mural itu, dan itu kami temukan pada karya Matter Studio, "jelasnya.
Juara ke-2 dari Smart Studio- KR14
"Ide mural tercipta ketika kami melihat tembok pembatas kantor milik tetangga, kemudian kita minta izin agar indah dan bermanfaat, untungnya tetangga tidak keberatan jadi ruang edukasi bagi mereka,"ujar Juli Wiratmini, Founder Manik Bumi.
ADVERTISEMENT
"Kami menjaring peserta melalui web sejak bulan Oktober 2019 lalu, dari 102 peserta yang mendaftar dan mengirim karya mereka, kami akhirnya menyeleksi dan memilih 12 seniman mural," ujarnya. Ke-12 peserta peserta berasal dari Bukit Tinggi, Magelang, Jogja, Bali, Bogor, Kediri, Bandung, Padang Panjang, Ujung Pandang dan lain-lain.
Mike Marjinal dan Bobi Marjinal di depan karya mereka- RFH
Sementara Mike dari Marjinal menyebut, karya yang dibuatnya adalah bagian dari ekspresi seni selain melalui musik. "Kalau pean-pesaannya hampir sama, bagaimana hidup kita bermakna dengan menjaga lingkungan kita," ujarnya.
Karya yang dibuatnya selama 2 hari itu, menggambarkan kerusakan lautan gara-gara sampah yang mengotori lautan. Tak heran bila, plastik pun kemudian menjadi makanan ikan dan merusak siklus kehidupan. (kanalbali/KR14)