Menyusuri 'Gugusan Alam Batin' Putu Wirantawan

Konten Media Partner
3 Maret 2020 7:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lukisan 'Gugusan Alam Batin' - KR 14
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan 'Gugusan Alam Batin' - KR 14
ADVERTISEMENT
Sebuah lukisan berbentuk lingkaran berdiameter satu meter menyambut pengunjung yang datang memasuki Danes Art Veranda, Jl Hayam Wuruk, Denpasar, Bali. Tempat ini menjadi lokasi pameran karya Putu Wirantawan sejak 28 Februari hingga 27 Maret nanti.
ADVERTISEMENT
Tak kurang dari 60 lukisan abstrak  dipajang pada pameran bertajuk 'Gugusan Alam Batin' itu. Sapuan kuas warna-warni sama sekali tak nampak dalam karyanya. Yang dominan adalah goresan halus pensil warna yang mendetail mampu menciptakan nuansa yang menakjubkan.
Putu Wirantawan - KR14
Dengan perpaduan bentuk-bentuk geometris, lukisan itu tampak seperti pusaran energi kosmis."Lukisan gugusan alam batin terdiri dari tujuh bagian, pengerjaannya antara Juni hingga Oktober 2019,"katanya.
Selain Gugusan Alam Batin, ada dua lukisan yakni, Energi Cosmos dan Moment of Peace yang berukuran besar Selebihnya, drawing berukuran kecil sekitar 60 x 40 sentimeter ditampilkan secara berkelompok.
"Secara gagasan saya berangkat dari hal-hal yang sederhana. Alam sekitar yang saya amati sangat berharga bagi saya. Kadang muncul imajinasi yang diluar kesadaran, setelah diterapkan dan didalami memunculkan sesuatu diluar dari apa yang saya bayangkan,"ungkapnya.
Suasana pameran di Danes Veranda, Sanur - KR14
Pengalaman hidup tak bisa ia lepaskan dalam tiap goresan pensil. "Bentuk lingkaran saya maknai sebagai rotasi kehidupan, siang dan malam,"ungkapnya.Pensil merupakan alat lukis yang sederhana. Bagi Putu Wirantawan, pensil merupakan alat yang ajaib yang mampu memenuhi hasrat dan imajinasinya ketimbang alat lukis yang lain."Saya menemukan kebebasan saat mengekspresikan garis dengan menggunakan pensil,"ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Kadang saya harus tahan dengan proses melukis yang cukup lama,"imbuhnya. Dalam berkarya, Putu Wirantawan acap kali terinspirasi dari segala sesuatu di sekitar, seperti cahaya matahari, air, api, kepulan asap atau buah jatuh, selain itu juga bentuk-bentuk geometris yang kemudian ia padukan dengan ide dan gagasan sehingga menjadikan karya orisinilnya.
Bagi pelukis kelahiran April 1972 ini, teknik drawing bisa menjadi terapi jiwa bagi mereka yang mengalami beban mental akibat berbagai persoalan hidup."Saya banyak menggunakan warna gelap dan terang. Bagi saya ini merupakan warna-warna dalam kehidupan,"ungkapnya.
Menurut penuturanya, proses yang ia tempuh untuk menemukan gaya lukis yang ia tekuni sekarang cukup berliku.“Pada tahun 2003 ketika saya merasa jenuh dengan bentuk-bentuk piguratif pada lukisan-lukisan cat minyak, cat akrilik. Saya secara intensif banyak membuat sketsa-sketsa yang menggunakan pensil diatas kertas. Dari sketsa gambar saya merasa bisa leluasa melahirkan bentuk demi bentuk dengan pensil. Bentuk-bentuk yang lahir secara improvisatoris itu selalu merangsang untukdikembangkan,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Putu adalah perupa kelahiran Sangkar Agung, Negara Bali. Sedari kecil ia telah memiliki keinginan menjadi seorang pelukis profesional. Buku pelajaran, papan tulis dan halaman rumah menjadi tempat baginya menggoreskan ekspresi sewaktu kecil.
Saat SMP ia mulai mempelajari nyudut orten atau seni hias pada kain dengan teknik sketsa pewayangan dan ragam hias disulam dengan kain wol warna-warni. Selain itu, ia juga pernah mempelajari seni ukir dari bapaknya I Wayan Wekel seorang seniman ukir dan seorang undagi yang kemudian menjadi seorang pinandita (pemuka agama-red). ( kanalbali / KR 14)