news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Musim Gelombang Besar, Abrasi Hantui Pantai Selatan Bali

Konten Media Partner
15 Juni 2019 11:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musim Gelombang Besar, Abrasi Hantui Pantai Selatan Bali
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
KLUNGKUNG, Kanalbali.com - Musim gelombang besar yang kini terjadi di perairan selatan Bali membuat ancaman abrasi kian nyata. Seperti di kawasan obyek wisata pantai Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali.
ADVERTISEMENT
Tingginya gelombang, hingga enam meter dikawasan pantai ini mengakibatkan kerusakan fasilitas umum (fasum) dan sarana hotel dan villa di kawasan pantai ini. “Tanggul itu, baru semalam jebolnya dan sekarang sudah roboh total padahal baru beberapa tahun saja dibangun,” kata I Made Mudra, staf Camat banjarangkan yang melakukan pengecekan ke lokasi, Sabtu (15/6) pagi.
Menurutnya, besarnya ombak yang menerjang langsung merusak semua yang didepannya termasuk kolam renang bekas hotel yang bangkrut akibat abrasi parah di kawasan ini. “ Ini semalam hancurnya, itu lagi dibawahnya sudah bolong…hati-hati jangan masuk kesana bahaya,” ujarnya.
Sementara warga asal Banjar Tegal Besar, Desa Negari, Jero Putu Eka Erawati (44) menuturkan pantai tegal Besar sudah terkenal di mata wisatawan karena pasir hitamnya yang bercahaya yang sering disebut bias melela. “Itu sekitar tahun 1970an sudah dikenal, sekarang tinggal kenangan hanya satu dua saja ada wisatawan datang, selebihnya warga Klungkung dan gianyar yang kesini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Warga setempat yang awalnya bergelut pariwisata di tempat ini kini semua beralih ada jadi buruh, karyawan swasta dan nelayan. “saya disini masih berjualan, kadang ada saja yang main dan belanja kesini,” ujarnya.
Dalam rentang waktu 15 sampai 20 tahun terakhir abrasi parah terjadi, banyak lahan hilang yang kini jadi lautan. Menurut warga sekitar 500an meter sudah tergerus dan bahkan pasir saat ini sedikit. “Dulu landai, banyak anak-anak main bola, sekarang bahaya laut dalam dan sudah dipasang bendera hitam tanda bahaya,” sebutnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemerintah Kabupaten Klungkung, Anak Agung Lesmana mengaku akan segera berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Bali-Penida terkait kondisi ini. Dari Data Dinas PU, saat ini yang rawan abrasi di Klungkung sejauh 25,77 kilometer. Dari jumlah itu, ada sekitar 13,523 kilometer yang telah berhasil ditangani. Sementara sisanya 12,247 kilometer garis pantai rawan abrasi akan ditangani secara bertahap.
ADVERTISEMENT
Sekitar 6,5 kilometer pesisir abrasi ada di daratan dan sekitar 5,75 kilometer ada di Nusa Penida. Penanganan di tahun 2019 ini difokuskan di Banjar Kutapang, Desa Batununggul. Hal ini karena di lokasi tersebut sudah mengancam kuburan dan Pura Dalem setempat.
Anggaran penanganan abrasi tersebut berasal dari dana APBD senilai Rp 2 miliar. Dengan anggaran tersebut, yang tertangani hanya sepanjang 100 meter. (kanalbali/KR7)