Napi Lapas Denpasar Oplos Disinfektan dengan Nutrisari untuk Cari Efek Mabuk

Konten Media Partner
11 Juni 2021 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Lapas. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lapas. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
DENPASAR - 21 orang warga binaan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Perempuan kelas II Kerobokan, Denpasar, nekat minum cairan oplosan disinfektan campur nutrisari. Alasannya, mereka ingin mencari efek layaknya orang mabuk.
ADVERTISEMENT
"Mereka minumnya hari Selasa, ada yang Rabu, reaksinya hari Kamis pagi, nah kami kaget ada apa ini," katanya Kalapas Perempuan Kelas II A Kerobokan, Lili Jumat (11/06/21).
"Mereka bilang, kalau diluar itu biasa minum. Jadi di lapas tidak ada narkoba tidak ada shabu dan minuman, jadi mereka dengan segala cara supaya bisa mabuk di lapas," ungkapnya.
Cairan disinfektan itu, kata dia memang disediakan oleh pihak lapas digunakan untuk membersihkan ruangan para napi, sementara nutrisari memang tersedia di koperasi. "Kita khan tahu dalam kondisi COVID-19 prokes juga harus jalan, kami setiap hari mengawasi napi membersihkan dengan disinfektan di setiap kamar mereka. Sisa disinfektan dimanfaatkan untuk mabuk-mabukan," ujarnya
Kalapas Perempuan Kelas II A Kerobokan, Lili - WIB
Pihaknya pun mengaku kewalahan saat para napi itu mengeluh ke klinik yang berada di dalam lapas, karena merasa sesak mual sakit dan sakit kepala.
ADVERTISEMENT
"Kamis pagi mereka semua ke klinik mengeluh sakit perut, lalu ada yang muntah. Kami curiga ada apa, lalu pukul 13:00 WITA mereka kembali ke klinik mengaku minum desinfektan dicampur sari buah rasa jeruk," ungkapnya.
Pihaknya pun sigap memberi pertolongan, awalnya empat orang dilarikan ke RS Sanglah. Kondisinya pun kritis. Paginya, ungkap Lilli sekira pukul 05:00 WITA, seorang warga binaan berinisal RT (25) dinyatakan meninggal dunia.
Lili mengungkap, setelah kejadian itu diketahui warga binaan, mereka pun langsung bergantian mengaku mengeluh mual, bahkan sesak, sehingga secara bergilir pihak Lapas melarikannya ke rumah sakit. "Totalnya ada 21 warga binaan, tidak ada yang WNA mereka semua kasus narkotika," tambahnya.
Bedasarkan penelusuran, kata Lili, napi pelaku pengoplosan hingga kini belum dapat dimintai keterangan, sementara napi lainnya sudah membaik. "Ada satu warga binaan yang ngoplos itu diminum dibagi-bagikan, sekarang (yang mengoplos) masih dirawat," tambahnya. (Kanalbali/WIB)
ADVERTISEMENT