November, Menggagas Flamboyan Time di Jembrana.

Konten Media Partner
11 November 2018 17:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
November, Menggagas  Flamboyan Time di Jembrana.
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
JEMBRANA, kanalbali.com -- Jika di negara Jepang ada bunga sakura yang mengundang daya tarik wisatawan, di Jembrana akan ada taman bunga flamboyan. Jika ini terwujud, tentu saja akan menjadi pemandangan yang indah dan menawan serta akan memikat minat wisatawan berkunjung.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD Bali I Nengah Tamba siang tadi saat ditemui di area Pura Kanjeng Ratu Kidul, kawasan TNBB, Cekik, Gilimanuk saat giat bersih-bersih dan persembahyabgan bersama dengan sejumlah bendesa yang ada di Jembrana.
Menurut Tamba, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak TNBB agar di kiri kanan jalan nasional terutama di kawasan hutan Bali Barat ditanami tanaman flamboyan. Pihaknya akan memperjuangkan anggaran di provinsi untuk penanaman flamboyan tersebut.
Dengan demikian, tiap tahunnya pada bulan Oktober atau Nopember tanaman flamboyan tersebut berbunga. Disamping kelihatan hijau, tanaman flamboyan yang mempunyai sifat berbunga serempak akan kelihatan sangat indah dan menawan. Tentu saja mengundang daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan wisatawan.
ADVERTISEMENT
"Contohnya di Jepang, dikenal dengan bunga sakura. Wisatawan sudah tahu tiap tahunnya ada bunga sakura dan selalu dikunjungi oleh wisatawan. Nah kita mau di Jembrana tiap tahunnya ada kunjungan wisata bunga flamboyan. Ini kan sangat bagus untuk meningkatkan pariwisata. Ditambah lagi dengan kehadiran kera-kera, pastilah sangat memikat," beber politisi Demokrat asal Jembrana ini, Minggu (11/11/2018).
Lanjutnya, jika wisata flamboyan itu terujud, banyak keuntungan didapat oleh masyarakat sekitar. Perekonomian akan lebih bergairah dengan munculnya pedagan-pedagang kuliner dan sufenir-sufenir khas Jembrana. Tenaga kerja juga lebih banyak dilibatkan dengan memanfaatkan kearifan lokal termasuk melibatkan pecalang dari desa penyanding.
"Intinya ini harus terujud. Saya sudah kordinasi dengan pihak TNBB dan pihak TNBB menyatakan kesiapannya, tinggal menyiapkan anggarannya saja. Ide ini muncul setelah tadi saya melintas melihat beberapa tanaman flamboyan berbunga, sungguh sangat indah," tutup Tamba.(kanalbali/KR7)s
ADVERTISEMENT