Pasca Pemilu 2019, Bupati di Bali Ini Pilih Keluar dari Gerindra

Konten Media Partner
23 Mei 2019 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nyoman Suwirta menunjukkan surat pengunduran dirinya dari Partai Gerindra, Kamis (23/5) - kanalbali/KR7
zoom-in-whitePerbesar
Nyoman Suwirta menunjukkan surat pengunduran dirinya dari Partai Gerindra, Kamis (23/5) - kanalbali/KR7
ADVERTISEMENT
KLUNGKUNG.kanalbali.com - Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta yang baru saja dilantik bersama wakilnya I Made Kasta untuk periode ke dua (2018-2023), pada 16 Desember 2018 lalu, pada Kamis (23/5) sore menyatakan mundur dari partai pengusungnya yakni Partai Gerindra.
ADVERTISEMENT
Keluarnya Nyoman Suwirta adalah buntut dari hujatan dari kalangan partai itu akan perannya dalam Pemilihan Presiden dan Pemilu Legistatif 2019. Ia bahkan dikeluarkan dari Whattaps grup partai itu.
“Saya keluar, karena saya tidak diingiinkan lagi di Partai Gerindra, terbukti setelah saya dikeluarkan dari grup ada pernyataan akan bersih-bersih, saya mungkin jadi beban di partai Gerindra,” katanya.
Ia mengaku, setelah ini tidak akan masuk ke partai manapun, dan akan tetap mengabdikan diri untuk Kabupaten Klungkung, disisa masa pemimpinan 4,5 tahun lagi. Keluarnya I Nyoman Suwirta dengan menyerahkan surat ke DPC partai Gerindra bertandatangan dan bermaterai lengkap dengan KTA Partai yang selama ini menjadi Dewan pertimbangan partai Gerindra, yang dikirimkan melalui kurir.
ADVERTISEMENT
Dalam Surat pengunduran diri tersebut, Suwirta menyatakan mundur dari Gerindra karena kan fokus menjadi Bupati Klungkung. Bupati juga mengatakan terimakasih atas kerjasama selama ini dan minta maaf kepartai Gerindra. Bupati juga mengajak partai Gerindra ikut membangun Klungkung.
Di Kantor DPC Gerindra, surat pengunduran ini diterima langsung oleh ketua OKK DPC Gerindra, Ketut Juliarta yang merupakan caleg Gerindra yang lolos ke DPRD Propinsi Bali.
Menanggapi keluarnya I Nyoman Suwirta dari Partai gerindra, Ketua DPC Gerindra I Wayan Baru mengaku keluar masuk partai adalah hal biasa. “itu hak masing-masing orang, tapi kayaknya kurang elegan, seorang Bupati mengundurkan diri surat dengan mengutus orang lain dan bukan bawa sendiri suratnya,” kata Baru kepada media.
ADVERTISEMENT
Seolah bupati tidak menghargai partai, padahal terpilih dua kali, kalau tidak karena partai siapapun orang itu, kecuali maju independen sepanjang ada rekomendasi maka partailah yang menjadikan.
Baru yang juga sebagai ketua DPRD Klungkung menanggapi tidak dibutuhkan di Partai, belum sejauh itu dan tidak ada hubungan dikeluarkan dari grup WA dengan tidak dibutuhkan di Partai.
“Tidak ada hubungan sama sekali, wa itu tolong bedakan, tidak ada korelasi kesana, kecuali saya yang panggil sebagai ketua DPC bilang tidak butuh, saya bilang juga tidak, jangan hanya tafsirkan saja,” tandasnya. (kanalbali/KR7)