Pelaku Pariwisata Ragukan Kaitan Work From Bali dengan Lonjakan COVID-19

Konten Media Partner
23 Juni 2021 12:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Kuta, Bali yang sepi pengunjung sejak masa pandemi COVID-19 - IST
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Kuta, Bali yang sepi pengunjung sejak masa pandemi COVID-19 - IST
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR – Sejumlah asosiasi dan pelaku pariwisata Bali meragukan kaitan antara program Work From Bali (WFB) dengan kenaikan COVID 19 dalam beberapa hari terakhir ini. Hal ini disampaikan oleh Ida Bagus Partha Adnyana Ketua Bali Tourism Board/GIPI Bali yang akrab dipanggil dengan Gus Agung, Selasa (22/6).
ADVERTISEMENT
“Karena situasi pandemic hal seperti ini sangat normal terjadi, keadaan akan naik turun sampai herd immunity terbentuk, jangan terlalu berlebihan,” tegasnya yang didampingi Public & Media Relations Bali Tourism Board, Grace Jeanie.
Ia merujuk data dan fakta di lapangan, bahwa 3 green zone (Sanur, Ubud, Nusa Dua) sebagai rujukan tempat WFB masih sangat terkendali.
Turis di Nusa Dua Bali menerapkan protokol kesehatan - IST
Ia mengajak masyarakat dan semua stakeholder pariwisata untuk tetap bergandengan tangan serta menciptakan situasi yang kondusif dan menyambut berjalannya program Work from Bali dengan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaan dan pengawasannya.
Penyataan yang menduga adanya kaitan antara program WFB dengan peningkatan kasus COVID-19 di Bali sebelumnya disampaikan oleh Sekretaris Satgas COVID-19, Made Rentin. Kasus di Bali sendiri saat ini mengalami peningkatan rata-rata di atas 100 kasus per hari setelah sebelumnya sempat melandai hanya puluhan kasus saja.
ADVERTISEMENT
Ketua ASITA Bali, Ketut Ardana juga menyampaikan kurang setuju jika ada pernyataan yang menyatakan bahwa program WFB adalah penyumbang kenaikan covid.
Ida Bagus Partha Adnyana Ketua Bali Tourism Board/GIPI Bali - IST
“Program ini tak akan menjadi pemicu lonjakan Covid karena yang datang itu adalah orang-orang sehat. Artinya pada saat mereka akan datang ke Bali (WFB ) test Antigen harus negatif, jika sudah di vaksin lebih bagus lagi. Jadi kecil kemungkinan ada yang lolos masuk ke Bali kondisi terjangkit,” katanya.
Pun I Nyoman Sudiartha, SE ketua Angkutan Pariwisata Bali yang memiliki anggota 150 pengusaha, dengan 2000 unit armada dan menyerap 6000 pekerja menyatakan sangat tidak setuju dengan adanya pernyataan tersebut.
“Ini sangat merugikan kami, yang selama ini berharap pariwisata bisa di buka kembali. Kami minta data Covid dibuka saja, karena kami sudah melakukan prokes seketat-ketatnya apa benar karena WFB? WFB ini sangat membantu pariwisata Bali meskipun volumenya masih kecil saat ini,” tegasnya. (kanalbali/RLS)
ADVERTISEMENT