Pengamat Politik UNUD : Peran Megawati di PDIP Belum Tergantikan

Konten Media Partner
6 Agustus 2019 8:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
(Foto: ANTARA FOTO/rfan Anshori)
zoom-in-whitePerbesar
(Foto: ANTARA FOTO/rfan Anshori)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - PDI Perjuangan akan melangsungkan Kongres Ke-V mulai tanggal 8-11 Agustus 2019. Salah satu agenda penting Kongres yang akan berlangsung di Grand Inna Bali Beach Hotel, Sanur adalah pemilihan ketua umum. Namun Megawati Soekarnoputri diprediksi bakal kembali menjadi orang nomor satu di partai berlambang banteng moncong putih itu.
ADVERTISEMENT
Pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana I Made Anom Wiranata, tidak memungkiri prediksi tersebut.
"Selama ini Kehadiran Megawati Soekarnoputri dianggap mampu menjadi perekat dan pemersatu internal PDIP. Itu belum tergantikan oleh siapapun. Jadi mungkin itu yang akan jadi pertimbangan seluruh peserta kongres nantinya." ungkapnya saat dihubungi kanalbali.com, Selasa (6/8).
Ia mengungkapkan bahwa, pada sejarahnya kehadiran Megawati Soekarnoputri sebagai trah Soekarno mampu membuat partai bermoncong putih tersebut terus solid dari masa ke masa.
Hal tersebut dibuktikan dari semenjak 1999-2019 ketum PDIP itu adalah Megawati Soekarnoputri. Belum ada sosok lain yang mampu menggantikan posisi Megawati dari jabatan ketua umum. "Padahal dari trah Soekarno terdapat politisi yang cukup dikenal. Sebut saja, Guruh Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, Puan Maharani, Prananda Prabowo, maupun Puti Guntur," jelasnya.
I Made Anom Wiranata (kanalbali/KR13)
Situasi saat ini menjadi lebih berat karena tantangaan partai politik kedepan bukan lagi persaingan antara partai politik, melainkan idiologi partai yang saat ini sedang dalam persaingan ketat.
ADVERTISEMENT
"Seperti di Pilkada DKI misalkan, itu kan sangat santer diberitakan dimana idiologi PDIP yang menganut ajaran nasionalisme marhaenisme Soekarno sedang dipertaruhkan berhadapan dengan ideologi yang lain. Untuk menghadapi arena yang tidak ramah bagi partai, maka perlu partai yang solid secara hirarki," tandasnya.
Bukankah pilihan untuk kembali menetapkan Megawati itu menghambat kaderisasi? . Anom menyebut kondisi untuk saat ini belum memadai untuk melakukan regenerasi. "Regenerasi penting bagi partai manapun, tapi perlu dulu dilihat dulu kondisi politik saat ini. kalau misalkan regenerasi hanya akan membawa dampak buruk bagi partai, ya jangan," tegasnya.
Anom dengan jelas mengatakan bahwa, regenerasi di tubuh PDI-Perjuangan bisa dilakukan jika idiologi partai sudah kuat, "Ketika idiologi partai sudah kuat, orang-orang muda di tubuh partai sudah banyak, pada saat itu mungkin PDIP akan mulai mempertimbangkan regenerasi di jabatan ketua umum yang mungkin saja bisa bukan dari trah Bung Karno," tutupnya. (kanalbali/KR13)
ADVERTISEMENT
ASA Coffee & Resto, Jl Cok Tresna 49, Denpasar. Dimana rasa bertemu logika. Klik Videonya. Baca infonya di https://bit.ly/2LXQsWG (ADV-2)