Penyebab Kematian Mayat dalam Kardus di Tabanan Masih Dirahasiakan

Konten Media Partner
3 Juli 2019 13:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi mayat dalam kardus saat pertama kali ditemukan di Tabanan, Bali (IST)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi mayat dalam kardus saat pertama kali ditemukan di Tabanan, Bali (IST)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Temuan mayat dalam kardu di Tabanan akhirnya menjalani proses otopsi jenazah mayat di instalasi forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah , Rabu (3/7).
ADVERTISEMENT
Meski telah terindetifikasi kondisinya, tapi dokter enggan menyebut penyebab kematian. "Karena data tersebut merupakan rahasia kedokteran dan untuk menjaga kepentingan penyidikan. Agar pelaku tidak bisa menggunakan informasi yang disebarkan yang nantinya digunakan sebagai alibi apabila memang ini tindakan kriminal," ujar dr Hengky, ahli forensik RSUP Sanglah.
Jenazah itu sendiri adalah berjenis kelamin perempuan dan diperkiraan rasnya adalah mongoloid dan kemungkinan berasal dari Asia termasuk Indonesia. Sementara,untuk tinggi badannya adalah 145 cm.
"Pertama yang ditemukan adala jenazah seorang perempuan dengan perkiraan rasnya adalah mongoloid dengan perkiraan usia 28 sampai 40 tahun," kata ahli Forensik RSUP Sanglah, dr Hengky. .
Tidak ada ciri khusus lain yang ditemukan dan panjang atau tinggi badannya 145 cm," kata Hengky di RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Sementara, untuk pakaian yang dikenakan adalah kaos lengan pendek berbahan katun berwarna hitam, namun logonya sudah pudar. Kemudian ada merk tertulis made in China dengan ukuran L.
dr Hengky (kiri) Ahli forensik RSUP Sanglah yang melakukan otopsi mayat dalam kardus (KAD)
Selain itu, jenazah juga memakai celana pendek bahan katun berwarna abu-abu bertuliskan public image LYT. Dan pada pinggang ada karet berwarna putih bertuliskan rochifi serta logo bontang dengan huruf EDS. Di tubuh korban juga ditemukan anting di rambut kepala sisi kiri dan bahannya dari plastik.
ADVERTISEMENT
"Ini identifikasi yang kami lakukan. Jika ada masyarakat yang kehilangan dengan ciri-ciri yang disebutkan bisa menghubungi kami atau Polres Tabanan untuk menginformasikan siapa jenazah ini," ujar Hengky.
Kasatreskrim Polres Tabanan, AKP Decky Hendra Wijaya yang datang ke RSUP Sanglah Denpasar menjelaskan, bahwa kedatangannya untuk mengambil hasil autopsi yang dilakukan pihak RSUP Sanglah.
Saat ditanya, apakah jenazah tersebut ada dugaan pembunuhan, pihaknya belum bisa membeberkannya. Karena masih menunggu hasil resmi dan penyidikan.
"Namun, dari hasilnya sudah diketahui bahwa jenazah berjenis kelamin perempuan dengan perkiraan usia 28 hingga 40 tahun," ujarnya.
Autopsi dilakukan untuk melihat apakah ada luka atau tidak, kemudian umur dan tinggi badannya. Kemudian dilihat aoakah ada kandungan racun atau tidak. Kini prosesnya masih mengambil sample DNA.
ADVERTISEMENT
"Ini pengambilan sample dan masih diproses. Sample sudah untuk DNA ada atau tidak zat-zat kimia yang ada di tubuhnya. Kita ambil rumus DNA-nya kalau ada warga yang kehilangan bisa kita cocokan," ujarnya.
Seperti yang diketahui, warga di Megati Kelod, Kabupaten Tabanan, Bali, dihebohkan dengan penemuan mayat wanita di dalam kardus. Mayat tersebut ditemukan dalam kondisi sudah membusuk.
Awalnya, mayat tersebut ditemukan Nyoman Dudi Astawa yang tengah menyabit rumput kebun miliknya. Saat menyabit rumput Nyoman mencium bau busuk dan setelah diperiksa melihat sebuah kardus dalam keadaan terikat dengan tali rafia warna hitam.
Selain itu, saat ditemukan kardus itu berada di bawah sandaran pinggir jalan dengan kedalaman 1,5 meter. Nyoman lalu memanggil tetangganya untuk sama-sama membuka kardus yang berbau busuk menyengat itu. Saat membuka kardus tersebut dengan sebatang bambu dilihat seperti paha manusia dan berbau menyengat dan akhirnya melaporkannya ke Polres Tabanan, Bali.(kanalbali/KAD)
ADVERTISEMENT