Perangi Sampah Plastik, Desa di Ubud Ini Buat Aturan Adat

Konten Media Partner
21 Januari 2019 6:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Perangi sampah plastik kini menjadi trend di desa-desa di Bali (kanalbali/KR11)
GIANYAR, kanalbali.com - Perang total terhadap sampah plastik makin kuat gemanya. Menyambut Peraturan Gubernur No 97 Tahun 2018, Tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai, Desa Adat Peliatan akhirnya menuangkan ke dalam perarem (peraturan adat-red) desa setempat.
ADVERTISEMENT
Warga juga membuat komunitas 'Peliatan Ngogo (Pego' untuk melakukan aksi memburu sampah plastik. Menurut Bendesa Pakraman Peliatan, I Ketut Sandi yang menyebutkan di wilayah desanya sangat terganggu dengan adanya timbunan sampah plastik.
Apalagi Mengingat Desa Peliatan juga termasuk wilayah Pariwisata Ubud, tentunya persoalan sampah sering menjadi perhatian wisatawan yang berkunjung ke wilayahnya. “Kami sudah mengeluarkan perarem, dimana pada setiap persembahyangan, nunas tirta, membungkus dengan kresek dan kegiatan adat untuk tidak menggunakan plastic,” terang Ketut Sandi, Minggu, (20/1).
Ketut Sandi juga mengungkapkan, sejak sepuluh tahun terakhir, persoalan sampah plastic sudah dirasakan warganya. Hal ini mulai dari aliran sungai yang ada di Desa Peliatan sudah sangat tercemar dengan sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Padahal sebelumnya, sungai yang ada di wilayahnya tempat untuk mandi dan tempat untuk memancing warganya. Sehingga dengan lahirnya komunitas Pego, dirinya sangat yakin bahwa persoalan sampah plastik mulai berkurang, apalagi ditambah dengan dikeluarkannya perarem penggunaan sampah plastic. Sebelumnya, komunitas mancing Desa Peliatan sangat gerah dengan kehadiran sampah plastik di sungainya. Sehingga komunitas ini yang semula komunitas mencari kesenangan lewat memancing, akhirnya bertranformasi ke komunitas lingkungan. “Kami kesal dengan wilayah kami, khususnya sungai yang banyak sampah plastic dan limbah,” terang Ketua Komunitas Pego, Wayan Sugiarta.
Dikatakannya, komunitas Pego bergerak untuk melakukan tindakan secara kolektif dan berkelanjutan demi terciptanya lingkungan desa yang lestari. Tujuan dari komunitas Pego ini adalah menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan, bahwa persoalan lingkungan adalah persoalan bersama. Kadis Lingkungan Hidup Gianyar, Wayan Kujus Pawitra mendengar lahirnya komunitas baru di bidang lingkungan sangat senang. Meningkatnya aksi terhadap kepedulian lingkungan menurutnya semakin bertumbuh di Gianyar. Bahkan kini sudah ada belasan komunitas yang peduli lingkungan di Gianyar.
ADVERTISEMENT
“Kami dari DLH siap membantu, utamanya pengangkutan sampah. Kami siapkan armadanya,” jelas Kujus Pawitra. Ditambahkannya, dengan adanya sampah plastic dan pencemaran limbah rumah tangga, kualitas air dan kualitas sumber mata air menurun. “Kualitas air dan sumber mata air terus kami pantau, terutama pada wilayah sungai yang tercemar,” terangnya. (kanalbali/KR11)