Perayaan Natal Bernuansa Bali di desa Tuka, Pecalang Pun Ikut Berjaga

Suasana di depan Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus, Banjar Tuka, Desa Dalung menjelang Misa Natal (kanalbali/GAN)

BADUNG, kanalbali.com --- Seperti di gereja yang lain, Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus, Banjar Tuka, Desa Dalung, kec. Kuta Utara, Badung melakukan perayaan Natal.

Namun ada keunikan di gereja ini karena kentalnya nuansa Bali. Pecalang (petugas keamanan Adat-red) pun turut mengamankan lalulintas dan keamanan jalannya kebaktian.

"Ini telah lama terjadi sejak 14 Februari 1937 ketika gereja ini berdiri,"kata Don Bosco salah pengurus Gereja, Selasa, (25/12). Di Banjar Tuka ini, akulturasi itu telah terjadi sejak lama, mereka hidup berdampingan dan saling membantu. Tidak saja saat hari natal, begitupun dengan perayaan Hindu, warga kristiani juga ikut melakukan hal serupa.

BACA JUGA : Komunitas Ketimbang Ngemis Bali Berbagi Kasih di Panti Asuhan Harapan

Tidak hanya itu, jemaat yang melangsungkan doa juga tampak menggunakan pakaian sembahyang adat Bali. Perayaan Ekaristi Misa dimulai sejak pukul 07.00 wita yang dipimpin oleh Pastur Martin Fatin Soverdi (SVD).

Bosco mengatakan jemaat berpakaian adat Bali sebagai bentuk pelestarian dan selain itu bagi warga iluar lingkungan banjar Tuka atau disebut warga pendatang diimbau untuk menggunakan pakaian adat Bali sedangkan warga Tuka dan petugas di wajibkan untuk berpakaian adat Bali. "Kita di Bali dan kita wajib untuk melestarikan budaya Bali,"pungkasnya.

Lingkungan Banjar Tuka terbagi menjadi 11 lingkungan dan sehari sebelum perayaan natal masing-masing lingkungan biasanya mengadakan patungan atau nampah (potong daging babi-red). "Sedangkan untuk perayaan besar di gereja biasanya seluruh lingkungan kumpul dan mengadakan patungan,"tutupnya. (kanalbali/GAN)