PHRI Bantah Pemberitaan Bali Sudah Over Turis

Konten Media Partner
19 November 2019 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Pantai Kuta, salah-satu pusat wisata di Bali (dok.kanalbali)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Pantai Kuta, salah-satu pusat wisata di Bali (dok.kanalbali)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR, kanalbali - Media wisata asal Amerika Serikat Fodor's Travel mencantumkan nama Bali yang lebih baik dipertimbangkan untuk tidak dikunjungi pada tahun 2020 alias No List. PHRI Badung pun langsung membantah berita itu.
ADVERTISEMENT
"Ini berita yang memprihatinkan. Sebab, alasannya tidak tepat karena Bali disebut over turis," kata Ketua PHRI, Ray Suryawijaya saat dihubungi, Selasa (19/11).
Pria yang juga Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung, Bali, ini menerangkan bahwa Bali mempunyai 146 ribu kamar hunian untuk menampung Wisatawan Mancanegara (Wisman) dan Wisatawan Nusantara (Wisnu) dengan tingkat hunian 9 juta atau mencapai 90 persen kunjungan wisatawan.
"Sekarang kan baru 6 jutaan (wisatawan) per-hari dikomentari Bali sudah over turis, itu salah. Tingkat hunian di Bali ini, rata-rata baru hanya 65 persen. Artinya ada hotel yang (terhuni) 80 hingga 60 persen," ujarnya.
"Kalau saya bilang average (rata-rata) 6 juta tamu yang ada dengan long stay (masa tinggal) lima hari, rata-rata juga baru 65 persen jadi masih ada tersisa kamar 35 persen. Maka itu, Bali masih layak dikunjungi terus dan untuk menambahnya kita lagi gencar berpromosi sampai tingkat hunian 89 persen," sambung Suryawijaya.
Masalah sampah belum sepenuhnya bisa diatasi di Bali (IST)
Namun, ia juga mengakui memang dalam pariwisata di Bali masih ada problem seperti infrastruktur agar mengatasi kemacetan, kemudian sampah dan keamanan. Tetapi, dari pihak Pemerintah Provinsi Bali sudah pro aktif untuk memperbaiki hal itu. Salah satunya adalah pembangunan shortcut atau jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani
ADVERTISEMENT
"Hal itu, untuk (menyambung) Bali Selatan dan Utara adanya pemerataan dan infrastruktur kita pada saat ini (proses) pembenahan," ujarnya. (kanalbali/KAD)