Potensi Digital Nomad Tourism Mulai Dilirik Dinas Pariwisata Bali

Konten Media Partner
27 Mei 2021 15:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadis Pariwisata Bali saat mengunjungi Dojo Bali Coworking, Canggu, Kuta Utara, Kamis (27/5) - IST
zoom-in-whitePerbesar
Kadis Pariwisata Bali saat mengunjungi Dojo Bali Coworking, Canggu, Kuta Utara, Kamis (27/5) - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Potensi digital nomad tourism mulai dilirik Dinas Pariwisata Provinsi Bali, khususnya di masa pandemi COVID-19. Menurut, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi, Putu Astawa keberadaan mereka masih bisa dirasakan dalam situasi saat ini.
ADVERTISEMENT
"Kami akan serius menangani pariwisata Digital Nomad ini. Untuk itu diperlukan banyak informasi yang berkaitan dengan kegiatan mereka disini," ujarnya saat melakukan pemantauan terhadap kegiatan para Digital Nomad di Dojo Bali Coworking, Canggu, Kuta Utara, Kamis (27/5).
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, yang juga anggota Kelompok Ahli Pembangunan bidang Pariwisata, IGAN Rai Suryawijaya sangat mendukung pengembangan pariwisata di sektor ini.
Kadis Pariwisata Bali bersama pemilik Dojo Bali Coworking, Canggu, Kuta Utara Michael Craig - IST
"Dengan adanya wisatawan ini akan bisa memberi peluang juga pada akomodasi2 masyarakat seperti homestay, villa maupun akomodasi milik masyarakat lainnya," ujarnya. Dia mengusulkan ada Focus Group Discussion untuk memberi masukan kepada pemerintah terkait kebijakan yang harus dikeluarkan nanti.
Sementara pemilik Dojo Bali Coworking, Canggu, Kuta Utara Michael Craig, mengatakan Digital Nomad memiliki potensi yang sangat bagus dikembangkan di Bali.
ADVERTISEMENT
"Digital Nomad adalah orang-orang kelas menengah ke atas, jadi mereka adalah orang-orang berduit. Mereka tinggal di Bali dalam jangka waktu yang cukup lama minimal setahun. Jadi masa tinggal yang lama akan berdampak pada ekonomi masyarakat di Bali dari akomodasi, makan minum dan kebutuhan lainnya," tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa selama masa pandemi, Bali adalah tempat yang dianggap paling aman bagi para digital nomad untuk tinggal dan bekerja. Dengan berkembangnya pariwisata Digital Nomad, maka juga akan berdampak pada pendapatan pemerintah dari sektor pajak. (kanalbali/RLS)