Rayakan Hari Lahir Pancasila, GRAK Bali Buka Bersama Lintas Agama

Konten Media Partner
3 Juni 2018 5:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rayakan Hari Lahir Pancasila, GRAK Bali  Buka Bersama Lintas Agama
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
INTELEKTUAL Hindu DR Suamba memberikan ceramah tentang keberagaman di Bali dalam acara Buka Bersama Lintas Agama oleh GRAK Bali (kanalbali/IST)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com – Bertepatan dengan peringatan Hari Kelahiran Pancasila pada 1 Juni, Gerakan Anti Radikalisme (GRAK) Bali menggelar acara buka puasa bersama lintas agama. Acara ini diisi dengan ceramah dari perwakilan agama-agama serta pemberian santunan bagi anak-anak panti asuhan Islam dan Hindu.
"Kami berharap acara ini akan membuta kita bisa menikmati kebersamaan dalam kemajemukan seperti dipesankan oleh pendiri bangsa, " ujar Pembina GRAK, Nyoman Sudiantara yang sekaligus menjadi tuan rumah acara ini, Jum’at, 1 Juni 2018.
Peserta yang hadir dari berbagai komunitas masyarakat, di antaranya IKawangi (Ikatan Keluarga Banyuwangi), Pawang (Paguyuban Warga Nganjuk), KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan), IWJ (Ikatan Warga Jember), Flobamora, KKPSS (Komunitas Klaten Perantauan Saling Sapa), Bamus Sunda, Arema, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Dari kelompok mahasiswa dan pemuda ada PMKRI, GMKI, Pemuda Khatolik, PMII., anak-anak muda Hindu, Banser, Ansor. dan lain-lain. Acara diawali dengan penampilan hadrah dan games yang melibatkan anak- anak yayasan Sakinah dan yayasan Hindu Dharma Jati Denpasar.
Dalam ceramahnya, Intelektual Hindu, Dr Suamba Negara, mengatakan Bali sebenarnya adalah miniature keberagaman Indonesia. “Semua umat beragama sudah seperti saudara. Untuk yang beragama Islam misalnya ada istilah Nyama Selem (saudara muslim-red),” ujarnya.
Rayakan Hari Lahir Pancasila, GRAK Bali  Buka Bersama Lintas Agama (1)
zoom-in-whitePerbesar
PEMBERIAN Tali asih untuk anak-anak Panti Asuhan dalam acara buka bersama GRAK (kanalbali/IST)
Sementara pemuka agama Budha Romo Karyadi menyebut, budaya saling menghormati sebenarnya adalah hal yang sudah biasa diajarkan dalam berbagai agama. “Kita harus menjaga agar warisan para pendahulu bisa kita lestarikan sampai kapanpun,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Haji Syaifudin dari PW NU Bali yang mewakili tokoh Islam menuturkan, Pancasila yang menjadi dasar keberagaman sudah ditetapkan oleh Nadhlatul Ulama (NU) sebagai dasar yang final dalam kehidupan berbangsa. “Karena itu Pancasila akan dipertahankan oleh NU karena itu sudah tepat dan tinggal bagaimana kita mengamalkannya,” ujarnya. (kanalbali/RFH)