news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Remaja Perempuan Rentan Gangguan Bipolar

Konten Media Partner
30 Maret 2019 1:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Remaja Perempuan Rentan Gangguan Bipolar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bipolar merupakan gangguan perubahan suasana hati antara dua kutub yang berlawanan yaitu mania (kebahagian) dan depresia (kesedihan) yang ekstrim. Remaja perempuan yang berusia 12-14 yang paling rentan mengalami gangguan bipolar.
ADVERTISEMENT
"Ini dipengaruhi oleh hormon, pada saat akhir balik", ungkap psikiater Dr. Dwi Ratih, SpKJ. pada acara Ngobrol Bareng mengenai Gangguan Bipolar, Gejala serta Solusinya yang diadakan oleh Komunitas Mantap Jiwa, bertempat di Nilo Coffe, Jumat (29/3).
Meski demikian, Ratih mengatakan setiap orang memiliki potensi mengidap bipolar. Gangguan ini muncul karena berbagai faktor, seperti faktor keturunan, faktor psikologis dan faktor sosial. "Dari ketiganya, hanya faktor sosial yang dapat untuk dikendalikan", imbuh Ratih.
Sehingga, gejala bipolar harus diketahui sedini mungkin untuk mengurangi kemungkinan terburuk yang tidak diharapkan.
Ratih menjelaskan orang dengan bipolar (ODP), pada tipe mania akan memiliki banyak ide dan sangat bersemangat, banyak berbicara, senang berlebihan, mudah marah, sembrono, dan suka belanja berlebih.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada tipe depresi, orang tersebut akan merasa sedih, tertekan, pesimis, susah konsentrasi, mudah menangis, mudah lelah dan putus asa.
"Bagi penderita yang sudah ekstrim, dia bahkan bisa sampai ingin bunuh diri", tandasnya.
Namun Ratih menegaskan, bipolar dapat untuk disembuhkan. Dengan melakukan pengobatan ke Psikiater dan mendapat dukungan keluarga. "Sebenarnya obat paling baik adalah kasih sayang orang terdekat", tuturnya.
Lebih lanjut, sebelum melakukan tindakan mengobatan ada baik mencegahnya. Pencegahan terbaik yakni memberitahu diri sendiri, bahwa hidup ini adalah masalah. Jadi tergantung bagaimana kita menyikapinya. "Telat bangun pagi adalah salah satu masalah yang dihadapi saat baru bangun tidur. Jadi tergantung kitanya akan cepat bersiap berangkat atau teriak teriak karena telat, kembali ke individunya", ucapnya mencontohkan.
ADVERTISEMENT
Ratih menegaskan kepada setiap orang yang menderita bipolar agar tidak perlu berkecil hati dan takut dengan dunia luar. "Semua akan baik-baik saja, kamu tidak sendirian", tutupnya. (kanalbali/LSU)